PDAM Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), memperkuat layanan digital non-tunai dan menginisiasi proses konversi sistem pembayaran ke cash management system (CMS). Hal ini setelah Pemkot Makassar resmi menerapkan digitalisasi pembayaran di tiga badan usaha milik daerah (BUMD), termasuk PDAM.
Pemkot Makassar meluncurkan digitalisasi pembayaran di Perumda Pasar, Perumda Terminal, dan PDAM di Pasar Pusat Niaga Daya, Jalan Perintis Kemerdekaan KM 10, Senin, (28/7/2025). Wali Kota Makassar Munafri ‘Appi’ Arifuddin menekankan pentingnya digitalisasi sebagai langkah menuju transparansi dan efisiensi tata kelola keuangan daerah.
“Kalau sistemnya masih pakai uang tunai, terlalu banyak celah untuk kebocoran. Dengan digitalisasi, semua tercatat dan transparan,” kata Appi dalam sambutannya.
Appi berharap sistem pembayaran non-tunai untuk berbagai layanan publik, seperti retribusi pasar, parkir, pembayaran air, hingga pembelian tiket bus mendapat dukungan dari masyarakat. Dia tak ingin sistem ini hanya sekadar menjadi kegiatan seremonial.
“Saya harap kegiatan ini setelah dilauching bukan hanya sekedar seremonial belaka, tapi harus terus berjalan sesuai apa yang kita inginkan secara akuntabel dan transparan,” harapnya.
Sementara itu, Plt Direktur Keuangan PDAM Makassar, Nanang Supriyatno mengatakan mayoritas pelanggan PDAM kini menggunakan sistem pembayaran digital melalui bank dan berbagai kanal mitra daring. Langkah ini terbukti mendorong efisiensi operasional dan transparansi keuangan perusahaan.
Nanang menjelaskan hingga pertengahan 2025, tercatat sekitar 83 persen pembayaran tagihan pelanggan telah dilakukan secara non-tunai. Kata dia, PDAM terus memperkuat langkah transformasi digital demi meningkatkan layanan dan tata kelola keuangan yang transparan.
“Saat ini kami juga tengah menginisiasi proses konversi sistem pembayaran ke CMS, yaitu sistem transfer langsung ke rekening tujuan. Langkah ini diyakini akan meningkatkan efisiensi, kecepatan, dan transparansi keuangan PDAM,” ujar Nanang.
Nanang juga menyampaikan permintaan dukungan kepada Bank Indonesia dan Bank Sulselbar sebagai mitra strategis dalam mewujudkan implementasi CMS secara optimal. Menurutnya, sinergi ini sangat penting demi kelancaran sistem pengelolaan kas perusahaan yang lebih modern dan terkontrol.
“Transformasi digital bukan hanya soal teknologi, tapi juga komitmen kami menghadirkan layanan air yang lebih cepat, transparan, dan responsif,” tegasnya.
Dalam waktu dekat, Ia juga menargetkan seluruh transaksi lain seperti biaya sambungan baru dapat terintegrasi dengan sistem QRIS. PDAM juga terus memperkuat infrastruktur teknologi informasi yang terhubung dengan sistem Pemerintah Kota Makassar.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, mengatakan bahwa transaksi menggunakan QRIS terus tumbuh pesat. Di Sulsel, nilai transaksi hingga Juni 2025 mencapai Rp 16,5 triliun, dengan lebih dari 1,3 juta pengguna.
“Sekarang kita bisa bayar retribusi, naik bus, dan belanja di pasar pakai QRIS. Bahkan donasi masjid pun sudah digital. Yang belum pakai QRIS, itu ketinggalan zaman,” ujar Rizki.