Polisi turun tangan menyelidiki dalang di balik teror rombongan orang tidak dikenal (OTK) pada lima kampus berbeda di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Polisi juga memastikan situasi tetap kondusif usai adanya rentetan teror tersebut.
Rombongan OTK tersebut mendatangi 5 perguruan tinggi secara bergantian dalam sehari pada Kamis (24/7/2025) sore. Mereka datang bergerombol menggunakan sepeda motor dan beberapa di antaranya mengenakan masker hingga topeng.
Adapun lima kampus di Makassar yang menjadi sasaran teror yakni Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Muslim Indonesia (UMI), Universitas Islam Makassar (UIM), Universitas Dipanegara (Undipa), dan Universitas Muhammadiyah (Unismuh).
“(Rombongan OTK peneror) Sementara dalam penyelidikan, sampai sekarang kita masih menanyakan, ini siapa, siapa yang mengerakkan meraka gitu kan,” kata Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana kepada infoSulsel, Jumat (25/7/2025).
Kombes Arya tak menampik ada dua kelompok yang sempat bertika di Makassar belum lama ini. Namun, dia memastikan kedua kelompok tersebut telah berdamai sejak tahun lalu dan tidak pernah ada lagi insiden setelah perdamaian tersebut.
“Karena mereka-mereka ini enggak pernah melakukan upaya-upaya untuk memperbesar keresahan,” katanya.
Aksi rombongan OTK peneror pada 5 kampus ini awalnya ditandai dengan munculnya sebuah spanduk provokatif yang terpajang di Flyover Jalan Urip Sumoharjo Makassar, Kamis (24/7). Spanduk tersebut bertuliskan ajakan perang terbuka yang menyinggung salah satu organisasi daerah (organda) tertentu.
“Terkait dengan pamflet ajakan melakukan perang, kami dari kepolisian sedang menyelidiki siapa yang menaruh pamflet tersebut,” ujar Kombes Arya Perdana kepada wartawan, Kamis (24/7).
Arya belum mengetahui motif di balik pemasangan spanduk provokatif tersebut. Pihaknya sementara mendalami rekaman CCTV di lokasi untuk mengungkap pelaku yang memasang spanduk.
“Pastinya akan melakukan tindakan tegas terhadap yang bersangkutan. Karena ini ancaman dan provokasi kepada orang-orang untuk melakukan tindakan negatif,” ungkapnya.
Simak kesaksian sekuriti kampus soal aksi teror rombongan OTK di halaman berikutnya….
Sekuriti Undipa Makassar, Nuralif (22) mengatakan pelaku yang memasuki kampus dilengkapi senjata tajam hingga busur panah. Nuralif menduga gerombolan tersebut bukan berasal dari mahasiswa Undipa.
“Awalnya barengan masuk, baru kayak dia bawa busur, senjata tajam begitu. Dia (gerombolan OTK) tidak merusak di area kampus. Karena dia cuma mencari seseorang,” ujar Nuralif kepada infoSulsel, Kamis (25/7)
Sementara itu, Sekuriti UIM, Rahmat (38) mengaku sedang mengikuti rapat di sebuah gedung lantai 3 ketika mendengar adanya keributan. Rahmat kemudian turun tangan melakukan pengecekan.
“Ternyata sudah ada rombongan di bawah yang kayak atraksi, pas ke belakang ada suara petasan tadi bunyi,” ucap Rahmat.
Rahmat mengaku gerombolan pemotor tersebut hanya berkeliling di dalam kampus. Dia tidak mengetahui pasti alasan kedatangan sekelompok OTK tersebut.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Itu yang rombongan lari keluar cuma sekilas saja. Berputar-putar (di dalam kampus),” tambah Rahmat.
Kasat Intelkam Polrestabes Makassar Kompol Asdar mengungkap dugaan aksi gerombolan OTK di 5 kampus di Makassar dalam sehari tersebut ada kaitannya dengan kasus penikaman aktivis. Namun, dia menekankan pihaknya masih mendalami dugaan tersebut.
“Kami sementara menyelidiki terkait kejadian tersebut. Karena ini kan ada kemungkinan hubungannya dengan kejadian yang sebelumnya. Penikaman di Karunrung itu,” ungkap Kompol Asdar kepada infoSulsel, Kamis (24/7).
Penikaman itu terjadi di Jalan Karunrung, Kecamatan Rappocini, Makassar, Rabu (16/7). Di lokasi itu, seorang pemuda berinisial K menjadi korban penikaman oleh orang tidak dikenal.
“Iya itu aktivis juga (korban penikaman). Dia sudah selesai (dari kampus). Tapi dia bergabung di dalam ada namanya lembaga yang biasa turun aksi unjuk rasa,” paparnya.
Asdar enggan berspekulasi lebih jauh terkait hal tersebut. Pihaknya masih fokus melakukan penyelidikan karena pelaku penikaman juga belum tertangkap.
“Di Karunrung itu kan ada si K itu ditikam kan sama orang tidak dikenal juga, (pelakunya) itu sampai sekarang belum ditangkap,” pungkas Asdar.
Munculnya Spanduk Ajakan Perang
Kesaksian Sekuriti Kampus soal Aksi Teror Rombongan OTK
Dugaan Keterkaitan Kasus Penikaman Aktivis
Sekuriti Undipa Makassar, Nuralif (22) mengatakan pelaku yang memasuki kampus dilengkapi senjata tajam hingga busur panah. Nuralif menduga gerombolan tersebut bukan berasal dari mahasiswa Undipa.
“Awalnya barengan masuk, baru kayak dia bawa busur, senjata tajam begitu. Dia (gerombolan OTK) tidak merusak di area kampus. Karena dia cuma mencari seseorang,” ujar Nuralif kepada infoSulsel, Kamis (25/7)
Sementara itu, Sekuriti UIM, Rahmat (38) mengaku sedang mengikuti rapat di sebuah gedung lantai 3 ketika mendengar adanya keributan. Rahmat kemudian turun tangan melakukan pengecekan.
“Ternyata sudah ada rombongan di bawah yang kayak atraksi, pas ke belakang ada suara petasan tadi bunyi,” ucap Rahmat.
Rahmat mengaku gerombolan pemotor tersebut hanya berkeliling di dalam kampus. Dia tidak mengetahui pasti alasan kedatangan sekelompok OTK tersebut.
“Itu yang rombongan lari keluar cuma sekilas saja. Berputar-putar (di dalam kampus),” tambah Rahmat.
Kasat Intelkam Polrestabes Makassar Kompol Asdar mengungkap dugaan aksi gerombolan OTK di 5 kampus di Makassar dalam sehari tersebut ada kaitannya dengan kasus penikaman aktivis. Namun, dia menekankan pihaknya masih mendalami dugaan tersebut.
“Kami sementara menyelidiki terkait kejadian tersebut. Karena ini kan ada kemungkinan hubungannya dengan kejadian yang sebelumnya. Penikaman di Karunrung itu,” ungkap Kompol Asdar kepada infoSulsel, Kamis (24/7).
Penikaman itu terjadi di Jalan Karunrung, Kecamatan Rappocini, Makassar, Rabu (16/7). Di lokasi itu, seorang pemuda berinisial K menjadi korban penikaman oleh orang tidak dikenal.
“Iya itu aktivis juga (korban penikaman). Dia sudah selesai (dari kampus). Tapi dia bergabung di dalam ada namanya lembaga yang biasa turun aksi unjuk rasa,” paparnya.
Asdar enggan berspekulasi lebih jauh terkait hal tersebut. Pihaknya masih fokus melakukan penyelidikan karena pelaku penikaman juga belum tertangkap.
“Di Karunrung itu kan ada si K itu ditikam kan sama orang tidak dikenal juga, (pelakunya) itu sampai sekarang belum ditangkap,” pungkas Asdar.