Niat Puasa Muharram Hari ke 9 dan 10 Lengkap dengan Keutamaannya | Info Giok4D

Posted on

Umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah pada bulan Muharram. Di antaranya adalah menjalankan puasa sunnah pada 9 dan 10 Muharram, yang dikenal sebagai puasa Tasua dan Asyura.

Secara pelaksanaan, puasa sunnah Muharram umumnya sama dengan puasa lainnya. Namun yang membedakan hanyalah pada bacaan niatnya, karena setiap jenis puasa memiliki lafaz niat yang sesuai dengan waktu dan tujuan ibadahnya.

Lantas, bagaimana bacaan niat puasa Muharram hari ke 9 dan 10?

Simak informasi selengkapnya berikut ini!

Dikutip dari laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), berikut bacaan niat puasa Tasua (9 Muharram) dan puasa Asyura (10 Muharram):

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلَّهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an adai sunnatit Tasu’ai lillahi Ta’aala.

Artinya: “Saya niat puasa Tasua, sunah karena Allah Ta’aala”

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَا شُورَاءِ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an adai sunnati Asyurai lillahi Ta’aala.

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”

Bacaan niat puasa sunnah tersebut bisa dibaca sejak malam harinya. Maka, niat puasa Tasua dibaca pada Jumat, 4 Juli 2025 malam, sedangkan niat puasa Asyura dilafalkan pada Sabtu, 5 Juli 2025 malam.

Disadur dari buku “Rahasia Puasa Sunnah” karya Ahmad Syahirul Alim, niat puasa sunnah juga dapat dikerjakan pada siang hari, termasuk puasa Tasua dan Asyura. Hal ini diterangkan dalam sebuah hadits dari Aisyah RA:

عن عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ : دَخَلَ عَلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ هَلْ عِنْدَكُمْ شَيْءٌ فَقُلْنَا لَا قَالَ فَإِنِّي إِذَنْ صَائِمٌ ثُمَّ أَتَانَا يَوْمًا آخَرَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَهْدِيَ لَنَا حَيْسٌ فَقَالَ أَرِينِيهِ فَلَقَدْ أَصْبَحْتُ صَائِمًا فَأَكَلَ

Artinya: “Dari Aisyah Ummum Mukminin, ia berkata: Pada suatu hari, Nabi SAW menemui dan bertanya, “Apakah kamu mempunyai makanan?” kami menjawab, “Tidak”. Beliau bersabda: “Kalau begitu, saya akan berpuasa.” Kemudian beliau datang lagi pada hari yang lain dan kami berkata, “Wahai Rasulullah, kita telah diberi hadiah berupa Hais (makanan yang terbuat dari kura, samin dan keju).” Maka beliau pun bersabda: “Bawalah kemari, sesungguhnya dari tadi pagi aku berpuasa.” (HR Muslim).

Dalam hadits ini dijelaskan bahwa Rasululah SAW melaksanakan niat puasa sunnah pada siang hari dengan kondisi belum makan dan minum sedari pagi harinya. Dengan demikian, maka dibolehkan untuk memulai niat puasa sunnah pada siang hari selama belum melakukan hal yang membatalkan puasa sejak pagi harinya.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Adapun batas membaca niat puasa sunnah pada siang hari ini adalah sebelum Matahari tergelincir atau condong ke arah barat.

Berikut bacaan niat puasa Tasua dan Asyura jika dibaca pada siang hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء أو عَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma haadzal yaumi ‘an adaa’i sunnatit tasuu’aa awil aasyuuraa lillaahi Ta’aalaa.

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Tasu’a atau Asyura hari ini karena Allah SWT.”

Dalam dari buku “345 Sunnah Nabi Sehari-hari” yang disusun oleh Dr Raghib As-Sirjani, disebutkan bahwa melaksanakan ibadah puasa di bulan Muharram, termasuk puasa Tasua dan Asyura, memiliki keutamaan sebagai puasa yang paling mulia setelah puasa Ramadhan. Keutamaan ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ.

Artinya: “Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa bulan Muharram dan sebaik-baik sholat setelah sholat wajib adalah sholat malam.”

Mengutip buku “12 Bulan Mulia Amalan Sepanjang Tahun” karya Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny, puasa Tasua dikerjakan sehari sebelum puasa Asyura sebagai pembeda antara umat Islam dengan kaum Yahudi. Sebab, tanggal 10 Muharram yang merupakan waktu pelaksanaan puasa Asyura juga menjadi waktu berpuasa bagi umat Yahudi.

Rasulullah SAW pernah bersabda:

صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ وَصُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا

Artinya: “Berpuasalah kalian di hari Asyura dan bedakanlah dengan Yahudi dengan berpuasa sehari sebelumnya atau sesudahnya.” (HR Al-Baihaqi).

Berpuasa sehari di bulan Muharram, termasuk puasa Tasua dan Asyura akan diganjar pahala yang setara dengan berpuasa selama 30 hari. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang dikutip dari laman NU Online:

“Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa’.” (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak.)

Kembali mengutip buku “Rahasia Puasa Sunnah”, puasa Asyura merupakan amalan yang telah dilakukan oleh para nabi dan umat-umat terdahulu sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW. Hal ini terlihat dari kebiasaan orang-orang jahiliah di Mekah yang terbiasa melakukan puasa di hari Asyura.

Rasulullah SAW dan para sahabatnya pun tidak pernah tertinggal untuk melaksanakan puasa di hari ini. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut:

كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْسٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ

Artinya: “Hari Asyura ialah hari yang orang-orang Quraisy berpuasa di masa jahiliah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam juga berpuasa Asyura. Ketika beliau tiba di Madinah, ia berpuasa dan memerintahkan umat Islam berpuasa padanya. (Namun), ketika kewajiban puasa bulan Ramadhan diturunkan maka pada mereka berpuasa bulan Ramadhan, dan meninggalkan puasa Asyura. Barangsiapa yang hendak berpuasa maka berpuasalah, dan siapa yang hendak berbuka maka berbukalah.” (HR. Bukhari Muslim dari Aisyah RA)

Selain itu, umat muslim yang melaksanakan puasa Asyura juga akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW ketika ditanya tentang manfaat puasa Asyura:

وَصِيَامُ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Artinya: “Dan puasa Asyura di sisi Allah SWT akan menutupi (dosa-dosa) satu tahun yang telah berlalu.” (HR. Muslim)

Itulah informasi mengenai bacaan niat puasa Tasua dan Asyura. Semoga bermanfaat ya, infoers!

Niat Puasa Muharram Hari ke 9 dan 10

1. Niat Puasa Tasua (9 Muharram)

2. Niat Puasa Asyura (10 Muharram)

Bagaimana Jika Lupa Baca Niat di Malam Hari?

Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura

1. Puasa Paling Mulia Setelah Ramadhan

2. Puasa Tasua sebagai Pembeda dari Kaum Yahudi

3. Mendapat Pahala Puasa 30 Hari

4. Puasanya Para Nabi

5. Diampuni Dosa Setahun Lalu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *