Sinergi antara pemerintah daerah dan pusat menjadi faktor penting dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di berbagai sektor. Hal ini tercermin dari kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) di bawah kepemimpinan Gubernur Andi Sudirman Sulaiman dan Pemerintah Pusat yang menghasilkan sejumlah program strategis berskala nasional.
Sejumlah program dan proyek strategis kini tengah berproses di tahun 2025, mulai dari pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga pembangunan Stadion Sudiang. Sinergitas ini menunjukkan komitmen kuat untuk memajukan infrastruktur, ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat Sulsel.
Kolaborasi antara Pemprov Sulsel dan pemerintah pusat ini tidak hanya mempercepat realisasi proyek strategis, tetapi juga memastikan bahwa setiap kebijakan berjalan sejalan dengan visi pembangunan nasional. Program-program strategis yang didorong menyentuh langsung kepentingan masyarakat luas, mulai sektor pendidikan, transportasi, hingga peningkatan ekonomi masyarakat.
Berikut ini 9 program kolaborasi Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dengan pemerintah pusat sebagai akselerasi pembangunan menuju Sulsel yang lebih maju dan berdaya saing.
Pembangunan Stadion Sudiang Makassar merupakan proyek strategis kolaborasi antara tiga instansi pemerintah, yakni pemerintah pusat, Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar. Proyek ini mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 674,9 miliar di APBN dan mulai dibangun tahun ini.
Proyek tersebut dikerjakan dengan skema multiyears contract atau kontrak tahun jamak hingga ditargetkan rampung pada 2027 mendatang. Andi Sudirman memastikan Pemprov Sulsel bersama Kementerian Pekerjaan Umum (Kemenpu) intensif berkoordinasi agar progres pembangunan Stadion Sudiang sesuai perencanaan.
Rencananya, groundbreaking Stadion Sudiang Makassar akan dilaksanakan Desember 2025 mendatang. Pemprov Sulsel memberi dukungan dengan menyiapkan lahan seluas 17 hektare di kawasan GOR Sudiang, Kecamatan Biringkanaya.
“(Groundbreaking) Desember insyaallah, kita provinsi kerja sama dengan Kementerian tentu. Alhamdulillah, terima kasih banyak kepada Bapak Presiden mau membangun stadion di Sulawesi Selatan,” ujar Andi Sudirman kepada wartawan, Jumat (24/10/2025).
Andi Sudirman meyakini pembangunan Stadion Sudiang Makassar akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Sulsel. Di sisi lain kehadiran Stadion Sudiang akan menjadi wadah melahirkan atlet sepakbola berbakat.
“Harapan kita bahwa dengan adanya seperti itu mudah-mudahan ini nanti ada lahir anak muda berbakat baru. Kemudian kita sudah juga lakukan beberapa kompetisi-kompetisi ya, supaya melahirkan bakat-bakat mungkin dari Sulawesi Selatan,” ucap Andi Sudirman.
Andi Sudirman juga mendorong Stadion Sudiang ini dilengkapi fasilitas khusus untuk anak-anak, perempuan hingga disabilitas. Ia menginginkan proyek strategis tersebut bisa memberikan kenyamanan bagi kelompok rentan dalam menikmati pertandingan sepakbola di stadion.
Menurutnya fasilitas khusus itu sudah selayaknya disediakan untuk stadion yang dibangun berstandar internasional. Selain kenyamanan, para penonton dari kelompok rentan mesti dijamin keamanannya.
“Paling tidak mereka itu bisa nyaman juga lah, terutama orang tua-tua rentan ya. Kalau mereka mau nonton juga bisa minum-minum kopi, tidak terlalu terganggu dan ada tempat khusus,” tuturnya.
Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program strategis nasional pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang dijalankan mulai tahun 2025 secara bertahap di seluruh Indonesia. Pemprov Sulsel secara terbuka menyatakan komitmennya untuk mendukung pelaksanaan program ini.
Dirangkum dari laman resminya, beberapa langkah kolaboratif dilakukan Pemprov Sulsel untuk menunjang program ini. Salah satunya adalah mengusulkan dan menyediakan lahan untuk pembangunan fasilitas layanan MBG, yaitu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wilayah Sulsel Handayani Syaukani mengatakan saat ini sudah ada 345 SPPG yang telah beroperasi di Sulsel. Tahun ini ditargetkan SPPG yang tersedia mencapai 840.
“(Saat ini) 354 operasional. Targetnya 840,” ujarnya kepada infoSulsel, Selasa (11/11).
Koperasi Merah Putih juga merupakan program sinergitas antara pemerintah pusat dan Pemprov Sulsel. Melalui program ini pemerintah mendorong pembentukan koperasi di tingkat desa dan kelurahan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui prinsip gotong royong dan ekonomi berbasis komunitas.
Pemprov Sulsel telah meluncurkan 3.059 koperasi yang sudah dibentuk pada Juli 2025. Rinciannya, 2.266 koperasi desa dan 793 koperasi kelurahan.
Peluncuran Kopdes Merah Putih tersebut merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025. Peluncuran juga disaksikan secara virtual bersama Presiden Prabowo Subianto pada 21 Juli 2025.
Ada dua koperasi di Sulsel yang ditetapkan sebagai percontohan atau mockup, yakni Koperasi Desa Aeng Batu-Batu, Takalar dan Koperasi Kanreapia, Gowa.
Plt Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sulsel Andi Eka Prasetya mengatakan pengembangan Kopdes Merah Putih di Sulsel nantinya akan dilakukan merata dengan meniru pola dua koperasi percontohan. Semua koperasi akan dibina dan didampingi secara intensif.
“Secara serentak dan menyeluruh dari 3.059 koperasi ini akan melakukan pengembangan, pembinaan, pendampingan seperti yang terjadi di mockup ini,” ucap Andi Eka kepada wartawan, Senin (21/7).
BUMN juga disebut sudah menjalin koordinasi untuk mendukung seluruh koperasi di Sulsel. Menurut Eka, mereka bakal turun langsung menyiapkan berbagai kebutuhan usaha.
“Jadi, semua BUMN sudah melakukan koordinasi kepada kami untuk meminta data seluruh 3.059 koperasi ini. Akan melakukan pengembangan di dalam produk yang akan disediakan. Misalnya, ya, apotek. Kemudian dari pihak Pertamina dan Bulog itu akan mengunjungi seluruh koperasi yang ada di Sulsel. Untuk menyiapkan usaha koperasinya,” bebernya.
Koperasi Merah Putih sendiri ditargetkan bisa menjalankan tujuh jenis usaha. Di antaranya gerai sembako, apotek, transportasi, serta penyalur pupuk dan gas.
Pemprov Sulsel bekerjasama dengan Kementerian Sosial (Kemensos) RI menghadirkan Sekolah Rakyat, program pendidikan berasrama khusus untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu. Andi Sudirman menunjukkan komitmennya dengan menyiapkan gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sulsel untuk dijadikan Sekolah Rakyat.
Pernyataan ini disampaikan langsung dalam kegiatan sosialisasi program tersebut bersama Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf di Gedung BPSDM Sulsel pada 8 Mei 2025. Pemprov akan menyiapkan lokasi lainnya secara bertahap untuk kelancaran program itu.
“Pemerintah Sulawesi Selatan akan berada di barisan depan untuk mendukung penuh Sekolah Rakyat dari Bapak Presiden Prabowo,” kata Andi Sudirman dalam keterangannya, Kamis (8/5).
Pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran Rp 200 miliar untuk pembangunan Sekolah Rakyat di Sulsel. Pemprov Sulsel sisa memberikan dukungan lewat penyiapan lahan yang tersebar di kabupaten dan kota.
“Kita siap bekerjasama dengan Kementerian Sosial, apalagi kami masih memiliki banyak gedung yang bisa dimanfaatkan untuk pelayanan publik, termasuk untuk menyekolahkan anak-anak yang selama ini terhalang akses pendidikan karena faktor ekonomi,” sambungnya.
Pemprov Sulsel juga berkolaborasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) untuk pembangunan politeknik. Pemprov Sulsel menghibahkan lahan seluas 10 hektare di Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, untuk pembangunan Politeknik Pengawas Obat dan Makanan (POM) ini.
Sekolah kedinasan itu bakal dibangun BPOM RI dengan anggaran Rp 1,7 triliun menggunakan skema pembiayaan multiyears.
“Tadi kita penandatanganan lahan yang kita hibahkan untuk BPOM Politeknik di Pucak. Itu nanti akan menjadi sekolah pendidikan khusus lebih kepada advokasi. Programnya multiyears Rp 1,7 triliun,” kata Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman kepada wartawan di Baruga Asta Cita Rujab Gubernur Sulsel, Kamis (28/8).
Andi Sudirman juga mendorong adanya jalur afirmasi bagi putra-putri Sulsel yang berprestasi agar bisa masuk ke politeknik tersebut. Jalur afirmasi ini nantinya bisa dilalui ketika telah mendapat rekomendasi gubernur.
“Harapan kita nanti akan ada afirmasi untuk prestasi dari rekomendasi gubernur minimal 10 persen. Tentu juga ada hak yang lain untuk mendaftar umum, supaya nanti orang yang terlibat dalam pendidikan ini orang yang terbaik di Sulsel,” bebernya.
Politeknik POM yang akan dibangun tersebut merupakan pertama di Indonesia. Sulsel dipilih karena memiliki letak geografis yang baik dan berada di tengah-tengah Indonesia.
Pemprov Sulsel dan BPOM RI berharap proyek strategis ini dapat berjalan lancar serta memberikan manfaat besar bagi kemajuan pendidikan dan penguatan pengawasan obat dan makanan di Tanah Air.
Optimalisasi lahan (oplah) dan cetak sawah merupakan program sinergitas antara pemerintah pusat, Pemprov Sulsel, serta pemerintah kabupaten kota di Sulsel. Program ini di dorong sebagai upaya meningkatkan produksi pangan dan mendukung kemandirian pangan daerah.
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, pihaknya telah menerima anggaran untuk program ini. Di tahun 2025 ini, program tersebut diklaim sudah berjalan sekitar 50 persen.
“Ada oplah dan cetak sawah, ada Rp 500-600 miliar yang sudah masuk dan sudah berjalan sekitar 50 persen,” ujarnya saat pemaparan di Rapat Paripurna DPRD Sulsel dalam rangka HUT ke-356 Sulsel, Minggu (19/11).
Sekolah Taruna Nusantara merupakan proyek nasional yang dipimpin langsung oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan). Pemprov Sulsel berkontribusi dengan bertanggung jawab pada penyediaan lahan.
Andi Sudirman mengatakan saat ini pihaknya dalam tahap pembebasan lahan untuk pembangunan sekolah tersebut. Lahan untuk pembangunan Sekolah Taruna Nusantara ini berlokasi di Kabupaten Bone.
“Atas arahan Menhan untuk dapat lokasi, dan kita sudah sekarang pembebasan,” ungkap Andi Sudirman.
Program yang juga merupakan sinergi antara pemerintah pusat dan Pemprov Sulsel lainnya adalah upgrade Bandara Bua, Palopo dan Bandara Arung Palakka, Bone.
Andi Sudirman mengatakan pihaknya terus mengupayakan pengembangan dua bandara tersebut. Tahun ini Pemprov Sulsel masih dalam tahap pembebasan lahan.
“Tetap kita usahakan. Sekarang pembebasan tahun ini. Kita ada pembebasan untuk (Bandara Arung Palakka) Bone dan Bandara Bua (Palopo),” papar Andi Sudirman.
Melalui pengembangan bandara ini, ia berharap bisa dilakukan penerbangan langsung ke Jakarta.
“Insya Allah, mudah-mudahan harapan kami ke depan aglomerasi Bosowasi (Bone, Soppeng, Wajo, Sinjai) langsung Jakarta, kemudian Luwu Raya dan Toraja bisa langsung Jakarta ke depannya,” ujarnya.
Pembangunan pelabuhan baru menjadi salah satu proyek strategis Sulsel yang tengah didorong. Gubernur Sulsel Andi Sudirman mengatakan saat ini sudah ada investasi masuk Rp 200 miliar.
“Investasi pelabuhan Rp 200 miliar sudah masuk, dan insya Allah mudah-mudahan jadi pelabuhan kontainer,” ungkapnya.
Saat ini pihaknya masih melakukan pembebasan lahan. Kendati demikian, Andi Sudirman belum mengungkapkan lokasi yang akan dibangun pelabuhan baru tersebut.
“Lokasinya nanti kita akan publish. Sekarang masih pembebasan lahan,” pungkasnya.
