74 Siswa di Pangkep Keracunan MBG, 27 Orang Dirawat di Puskesmas-RS

Posted on

Sebanyak 74 orang siswa di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi pembagian makan bergizi gratis (MBG) di sekolahnya. Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep melakukan investigasi atas kasus ini.

“Benar ada dugaan keracunan siswa-siswi makanan dari program MBG di Kecamatan Labakkang,” kata Kapolsek Labakkang AKP Sofyanto kepada wartawan, Selasa (9/12/2025).

Keracunan MBG ini terjadi kepada siswa di 2 sekolah yaitu SMA 13 Boarding School Pangkep dan SD Negeri 13 Kassiloe, Senin (8/12). Sofyanto mengatakan, menerima informasi terkait sejumlah siswa yang mengalami gejala keracunan sekitar pukul 21.00 Wita dari pihak SMA 13.

“Informasi yang kami terima bahwa ada beberapa siswa yang mengalami gejala keracunan dari pihak SMA 13. Personel kami langsung ke sana,” ucapnya.

Dia mengatakan, gejala keracunan yang diderita siswa di antaranya muntah, diare dan sakit perut. Sejumlah siswa bahkan harus dilarikan ke Puskesmas Labakkang.

“Ada beberapa siswa yang boarding school mengalami muntah-muntah, diare dan gangguan perut, dan sudah ada siswa yang dibawa ke puskesmas terdekat,” ujarnya.

Dari keterangan pihak sekolah kepada kepolisian, makanan diantar oleh SPPG 02 Labakkang ke sekolah sekitar pukul 10.30 Wita. Kemudian makanan tersebut dibagikan dan dimakan siswa sekitar pukul 11.30 Wita.

“Pukul 17.00 Wita dimana sebagian siswa merasakan sakit perut, mual, diare dan muntah-muntah,” kata Sofyanto.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Mansur menyebutkan, dari 74 siswa sebanyak 27 orang dirawat di puskesmas dan rumah sakit. Dari 17 orang tersebut, 10 orang sudah dipulangkan dan 17 lain masih menjalani rawat inap.

“Ada 74 orang yang terdampak keracunan yang diduga dari makanan yang diberikan dari SPPG. 27 orang dirawat di Puskesmas Labakkang, Puskesmas Taraweang, STMC (Semen Tonasa Medical Center) dan RSUD Batara Siang,” kata Mansur.

“Untuk hari ini per jam 14.00 Wita, 17 orang yang masih sementara dirawat, 13 orang di Puskesmas Labakkang, 2 orang di Puskesmas Tarawemag dan 2 orang di STMC,” sambungnya.

Mansur mengatakan, pihaknya telah mengambil sampel dari lauk yang dimakan siswa yaitu ikan woku dan capcai untuk diteliti di laboratorium. Hasil penelitian tersebut keluar paling cepat setelah 24 jam.

“Kami sudah turun ke sekolah untuk memantau dan melihat kondisi di sana sekaligus pengambilan sampel untuk makanan yang dikonsumsi pada hari itu,” pungkasnya.