6 Fakta Ngeri Rafa Kritis Usai Digigit Ular Weling Saat Tidur [Giok4D Resmi]

Posted on

Seorang bocah asal Bojong, Pekalongan, bernama Rafa (11), digigit ular weling hingga kritis lebih dari sepekan. Saat ini Rafa masih belum sadarkan diri dan menjalani perawatan di rumah sakit.

Insiden mengerikan itu dialami Rafa pada Senin (16/4) dini hari. Rafa sempat dilarikan ke RSUD Kajen namun diminta pulang untuk rawat jalan. Belakangan Rafa kejang-kejang saat perjalanan pulang dan dilarikan ke RSI Muhammadiyah Pekajangan.

Dirangkum dari infoJateng, Senin (30/6/2025) berikut 6 fakta ngeri bocah pekalongan digigit ular weling:

Rafa digigit ular weling saat tengah tidur sekitar pukul 04.00 WIB. Insiden itu diketahui setelah ibunya kaget karena ada ular melewatinya dan langsung menggigit Rafa.

“Dari keterangan pihak keluarga ke kita, kronologis awal pada Senin (16/6) pukul 04.00 WIB. Yang mana, adik RR sedang tidur. Ibunya kaget, karena ular melewatinya, kemudian ular menggigit anaknya,” kata kuasa hukum keluarga, Imam saat ditemui infoJateng, Selasa (24/6).

Imam mengatakan ular diduga terjatuh dari plafon rumahnya dan langsung menggigit korban. Keluarga pun langsung membawa Rafa ke mantri kesehatan terdekat hingga kemudian disarankan supaya segera dibawa ke rumah sakit.

“Saat itu langsung dibawa ke RSUD Kajen. Sekitar Pukul 05.30 WIB langsung ditangani pihak rumah sakit,” jelasnya.

Tim medis di RSUD Kajen kemudian segera memberikannya penyuntikan dan oksigen kepada Rafa. Selanjutnya, berselang 45 menit, oksigen dicabut dengan rumah sakit menganggap kondisi pasien aman dan bisa dilakukan rawat jalan.

“Disuntik, dioksigen, sekitar 45 menit kemudian dicabuti semua. Rumah sakit menganggap pasien tidak apa-apa dan disarankan untuk dibawa pulang,” ungkap Imam.

“Pihak keluarga meminta pasien dirawat inap, RSUD meminta pasien dirawat rumah saja,” imbuhnya.

Sekitar pukul 06.27 WIB, pihak keluarga membayar administrasi di RSUD Kajen dan membawa pulang Rafa. Namun, sebelum sampai ke rumah, pasien kejang-kejang.

“Di perjalanan pulang, pasien kejang-kejang. Keluarga panik, kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit Islam Pekajangan. Sampai hari ini masih dirawat di RSI Pekajangan,” kata Imam.

“Ya, kami menyayangkan, pihak RSUD sepertinya salah mendiagnosa. Jadi racun sudah menyebar di badan, tetapi dianggap tidak ada apa-apa. Kemarin, pihak keluarga mendatangi kantor kami untuk pendampingan hukum terkait hal ini,” ungkapnya.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Imam melanjutkan, keluarga RR akan melakukan somasi. Sasarannya ke RSUD Kajen maupun dokter yang menanganinya.

“Langkah pertama kami akan melakukan somasi pada pihak RSUD Kajen dan dokter yang menangani. Jika tidak ada tanggapan, kita akan melakukan langkah-langkah hukum baik pidana maupun perdata, tentunya ini sesuai mekanisme yang ada,” ungkapnya.

Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, saat dikonfirmasi hal itu mengatakan, pihaknya telah memberikan teguran keras saat menggelar apel pagi di Halaman RSUD Kajen, Selasa (24/6) pagi.

“Saya sudah tegur keras (RSUD Kajen), di apel tadi pagi. Langsung tanya pihak rumah sakitnya ya,” kata Fadia Arafiq.

Sementara itu, Direktur RSUD Kajen, Imam Prasetyo, saat ditemui infoJateng, Selasa (24/6), mengungkapkan pihaknya belum bisa memberikan pernyataan resmi terkait peristiwa tersebut.

Saat ini, RR menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam (RSI) Muhammadiyah Pekajangan, Pekajangan. Kondisinya tak sadarkan diri di ruang ICU.

Salah satu dokter di RSI Muhammadiyah Pekajangan, dr Maria Ulfa, menjelaskan sejak hari pertama, RR sudah ditangani empat dokter spesialis. Mereka masing-masing spesialis bedah, saraf, anak, serta anestesi.

“Kalau kondisi masih sama seperti saat masuk, tidak sadarkan diri. Terpasang alat bantu napas,” tuturnya.

Maria mengungkapkan RR masuke ke RSI Muhammadiyah pada Senin (16/6) sekitar pukul 08.30 WIB.

“Pasien tidak sadarkan diri sejak masuk tanggal 16 Juni, ke IGD langsung kita masukan ke ICU, kondisinya seperti itu, sudah tidak sadarkan diri,” ujar dia.

“Dari dokter katanya karena snake bite, gigitan ular, dugaannya seperti itu. Kita tidak tahu ularnya seperti apa, dan dari ciri-cirinya memang sesuai dengan informasi dari keluarga (digigit ular). Tidak ada bengkak, merah, atau memar itu tidak ada, memang itu kena ke sistem syarafnya,” ungkap Maria.

Ahli taksinologi ular berbisa dari Kementerian Kesehatan, Tri Maharani mengecek kondisi Rafa, bocah Pekalongan yang berhari-hari tak sadarkan diri usai digigit ular weling. Menurutnya sudah ada perkembangan dari bocah tersebut.

“Tadi pagi saya jam tiga pagi, (menjenguk). Yang kemarin, sempat kaki respon bergerak-gerak, tadi malam belum ada lagi. Cuman untuk urin nya kemarin kan sempat merah hitam itu, sekarang jernih lagi kuning, butuh progres lagi,” kata Tri Maharani usai menjadi pembicara di Sosialisasi Tata Laksana Penanganan Kegawatdaruratan Gigitan Ular di RSI Pekajangan, Pekalongan, Sabtu (28/6/2025).

Menurutnya, proses penyembuhan korban gigitan ular berbisa memang membutuhkan waktu. Meski demikian peluang korban untuk bisa sembuh masih cukup besar.

“Karena kayak gini nggak bisa satu hari dua hari, jadi memang butuh progres dari tubuh si anak,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan kasus serupa belum lama ini juga terjadi di Kulon Progo. Korban yang masih usia sekolah bisa sembuh setelah digigit ular berbisa.

“Ke depannya adalah kalau bisa pasiennya ini kita bantu supaya bisa melewati masa-masa komanya dan dia tidak mengalami sekuel kecacatan, bisa sekolah lagi,” harap Tri Maharani.

“Kita berharap untuk semua kondisi misalnya itu kan kelumpuhan di organ-organ itu bisa baik kembali, berfungsi normal kembali, sehingga kerusakan yang terjadi akibat venom itu, bisa teratasi,” ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di infoJateng. Simak selengkapnya .

1. Rafa Digigit Ular Weling Saat Tidur

2. RSUD Kajen Minta Rafa Rawat Jalan

3. Rafa Kejang-kejang Sepulang dari RSUD Kajen

4. Bupati Pekalongan Tegur RSUD Kajen

5. Rafa Belum Sadarkan Diri

6. Ahli Racun Kemenkes Cek Kondisi Rafa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *