4 Khutbah Gerhana Bulan Singkat dan Penuh Hikmah, Lengkap Teks PDF-nya | Giok4D

Posted on

Pelaksanaan sholat gerhana Bulan tidak hanya dilakukan dengan bacaan dan gerakan sholat sesuai tuntunan, tetapi juga dilengkapi dengan khutbah. Khatib dapat membawakan khutbah gerhana Bulan singkat hingga penuh makna sebagai pesan dakwah terkait fenomena langit tersebut.

Khutbah tentang gerhana Bulan menjadi penting karena di dalamnya terkandung pesan keimanan, pengingat akan kebesaran Allah, serta ajakan untuk meningkatkan ketaqwaan.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menegaskan bahwa fenomena alam seperti gerhana merupakan tanda kekuasaan-Nya. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Yunus ayat 5:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Artinya: “Dialah yang menjadikan Matahari bersinar dan Bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan semua itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS Yunus: 5).

Fenomena gerhana menjadi isyarat agar manusia merenungkan keagungan Allah, bukan sekadar fenomena alam biasa.

Nah sebagai referensi, di bawah ini infoSulsel menyajikan kumpulan khutbah gerhana Bulan singkat hingga penuh hikmah. Selain itu, juga tersedia teks PDF yang bisa langsung diunduh dan digunakan.

Yuk simak selengkapnya berikut ini!

الحمد لله مظهر الايات عبرة لمن اعتبر، جاعل الجنة لمن اطاع، والنار لمن عصى وكفر، تبارك الله تعالى انه كان بالمؤمين لطيفا. احمده على كمال قدرته الباهرة، واشكره على نعمته المتتابعة الوافرة، واتوب اليه واساله العفو انه لا يزال بالعفو مصفوفا. واشهد ان لا اله الا الله اجرى الشمس والقمر بحسبان، واشهد ان سيدنا محمدا رسول الله خير داع لتوحيد الرحمن. اللهم صل علي سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اولي الموعود والجنان. اما بعد

فيا عباد الله اوصيني نفسي واياكم بتقوى الله فقد فاز المتقون. واعلموا ان ايات ربنا مترادفة، فهل احدثت في القلوب وجلا؟ واهوال الساعة متقاربة، فهل اصلح عامل عملا؟

فيا الله تعالى (قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِن جَعَلَ ٱللَّهُ عَلَيْكُمُ ٱلَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ مَنْ إِلَٰهٌ غَيْرُ ٱللَّهِ يَأْتِيكُم بِضِيَآءٍ ۖ أَفَلَا تَسْمَعُونَ)

Artinya: Katakan (wahai Muhammad!) Tahukah kalian sekiranya Allah menjadikan buat kalian malam yang gelap terus menerus sampai hari kiamat. Siapakah tuhan selain Allah yang mampu mendatangkan cahaya buat kalian? Maka apa kalian tidak mau mendengarkan?”

Allah Yang Maha Kuasa bisa saja melenyapkan cahaya di siang hari dan menjadikan seluruh waktu kehidupan dunia ini dalam gelap gulita. Betapa lemahnya sesungguhnya manusia di hadapan Allah SWT. Manusia pada dasarnya hanya mampu berharap ridho Allah agar kehidupan ini berjalan normal, supaya manusia dapat beraktifitas menyesuaikan situasi dan suasana. Hanya saja, seringkali manusia yang sesungguhnya lemah, tapi menjalani hidup dengan pongah. Manusia banyak menghabiskan waktu untuk senda gurau seolah menganggap remeh kenikmatan Allah yang diberikan kepada manusia.

Bertaubatlah! Supaya kita dapat menggapai ridho Allah SWT, sebelum Allah mengambil nyawa kita, sementara kita asyik dan terlena dengan kenikmatan duniawi yang fana.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya. Cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanannya. Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” (At-taḥrīm [66]:8)

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. . رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Oleh: M Ishom el-Saha
Sumber: Laman Kementerian Agama RI

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْــمَلِكِ الْحَقِّ الْــمُبِيْنِ، اَلَّذِي أَرْسَلَ آيَاتِهِ عِبْرَةً لِلْمُعْتَبِرِيْن أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه إِلَهُ اْلأَوَّلِيْنَ وَالْآخِرِينَ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمّداً عَبْدُهُ ورَسُولُهُ الْــمَبْعُوثُ رَحْمَةً لِلْعَالَــــمِيْنَ, اللَّهُمَّ صلِّى وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ . أمَّا بَعْدُ

يَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ , فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنفِقُوا خَيْرًا لِّأَنْفُسِكُمْ ۗ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوْا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوْا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ .وَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

Jamaah sholat gerhana Bulan yang Berbahagia

Hari ini, kita melihat fenomena alam berupa gerhana Bulan. Gerhana adalah bukti kebesaran Allah. Gerhana bukan sebagaimana diyakini sebagian masyarakat dulu, bahwa itu peristiwa ditelannya Bulan, atau penanda bencana bagi petani, peternak, dan lainnya. Keyakinan seperti itu tidak benar. gerhana adalah salah satu bukti akan Kemahakuasaan Allah Swt.

Jamaah sholat gerhana Bulan yang berbahagia

Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam QS Yâsîn ayat 40:

لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

“Tidaklah mungkin bagi Matahari mengejar Bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya (orbit).”

Ayat ini menjelaskan bahwa terjadinya gerhana adalah ketika Matahari, Bulan, dan Bumi berada di satu garis lurus. Jika Bulan menghalangi cahaya Matahari ke Bumi, maka itu adalah gerhana Matahari. Jika Bumi menghalangi cahaya Matahari sampai ke Bulan maka disebut dengan gerhana Bulan. Itulah fenomena alam yang kadang terjadi.

Allah menciptakan Bulan sebagai cahaya, Matahari sebagai sumber cahaya, dan Allah menciptakan orbit atau garis edar segala benda langit untuk kehidupan manusia di Bumi, dan sebagai tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berfikir. Oleh karena itu, marilah kita tinggalkan mitos-mitos ketika terjadi gerhana Bulan atau gerhana Matahari, tetapi kita banyak beristighfar banyak mohon ampun dan selalu bertaqarrub kepada Allah SWT.

Jamaah sholat gerhana Bulan yang berbahagia

Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada kita bila terjadi gerhana untuk berdoa kepada Allah, mendirikan sholat sunnah gerhana, bertakbir dan bersedekah, sebagaimana sabda beliau yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, yang berbunyi:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

“Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah.”

Selain itu, Nabi Muhammad juga mengajarkan bahwa ketika gerhana terjadi, hendaknya kita menghadirkan rasa takut kepada Allah SWT. Sebab, peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari kiamat, atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Juga mengingat apa yang pernah disaksikan Nabi Muhammad SAW dalam sholat Kusuf. Diriwayatkan bahwa dalam sholat Kusuf, Rasulullah SAW diperlihatkan oleh Allah, surga dan neraka. Bahkan, beliau ingin mengambil setangkai dahan dari surga untuk diperlihatkan kepada mereka. Beliau juga diperlihatkan berbagai bentuk azab yang ditimpakan kepada ahli neraka. Karena itu, dalam salah satu khutbahnya selesai sholat gerhana, beliau bersabda, “Wahai umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR Muttafaq alaih).

Maka dari itu, marilah kita persiapkan hal-hal yang diperintahkan oleh Nabi, dan marilah kita usahakan untuk dapat mengamalkan apa yang diperintah oleh Nabi Muhammad SAW.

Hadirin yang berbahagia

Betapa kecilnya manusia jika dilihat dari kajian ilmu pengetahuan modern. Bulan yang sedang mengalami gerhana kali ini, hanyalah komponen sangat kecil dari materi alam semesta ini. Sedangkan segala hal yang membentuk isi alam semesta hanyalah berkontribusi pada secuil materi yang telah diketahui ilmu pengetahuan saat ini, sementara sisanya, sama sekali belum kita ketahui.

Keagungan Allah SWT seharusnya mengarahkan kita pada kesadaran akan ketidakberdayaan diri kita. Sehingga memunculkan sikap merasa bersalah, memperbanyak istighfar dan selalu memohon ampunan kepada Allah SWT.

Peristiwa gerhana Bulan semestinya menyadarkan kita akan kebesaran Allah. Momen gerhana Bulan menjadi media untuk memperbanyak permohonan ampun, taubat, untuk kembali kepada Allah.

Semoga fenomena gerhana kali ini meningkatkan kedekatan kita kepada Allah Swt, membesarkan hati kita untuk ikhlas menolong sesama, serta menjaga kita untuk selalu ramah terhadap alam sekitar kita.

Jamaah sholat gerhana Bulan yang berbahagia

Pada saat gerhana Bulan ini, marilah kita tingkatkan motivasi kita untuk belajar memahami alam semesta ini.
Semoga Allah memudahkan segala urusan kita untuk meningkatkan ibadah kepada-Nya dan memikirkan segala keindahan ciptaan-Nya. Sebagaimana surat Ali Imran ayat 190-191 Allah berfirman:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ ۞الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ۞

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan Bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan Bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

بَارَكَ اللهُ لِي وَ لَكُمْ فِي الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ, وَ نَفَعَنِي وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاَيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ , وَ تَقَبَّلَ مِنّي وَ مِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ , أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَ أَسْتَغْفِرُ اللهُ لِي وَ لَكُمْ وَ لِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. . رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Oleh: Tim Hisab Ruyat dan Syariah Bimas Islam
Sumber: Laman Kementerian Agama RI
*Terdapat penyesuaian naskah oleh tim redaksi infoSulsel

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ دَائِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا اْلإِخْوَان، أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ، قَالَ اللهُ تَعاَلَى فِي اْلقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ: وَمِنْ ءَايَٰتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ، لَا تَسْجُدُوا۟ لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Jema’ah shalat gerhana Bulan yarhamukumullah

Allah SWT menciptakan seluruh alam semesta termasuk manusia diciptakan dengan ciptaan yang indah dan sempurna, tidak ada yang sia-sia sedikitpun atas ciptaan-Nya. Semua jenis ciptaan-Nya seperti Bumi, langit, Matahari, Bulan, cuaca panas, cuaca dingin, laut, gunung, pohon, binatang, planet, jin, manusia, malaikat hingga atom dan organ serta sel-sel di dalamnya tidak luput dari penguasaan dan pengaturan Allah SWT. Semua apa yang ada di alam jagad raya ini atas kehendak dan kekuasaan-Nya

Allah SWT menciptakan semua makhluknya sebagai ayat atau tanda akan keberadaan-Nya. Allah SWT menghadirkan semua ciptaan-Nya untuk dikontemplasikan oleh semua manusia yang meliputi ayat qauliyah (ayat-ayat Qur’an) dan ayat kauniyah (ayat-ayat alam). Al-Qur’an al-Karim sebagai wahyu dan mukjizat terbesar baginda Rasulullah Muhammad SAW merupakan petunjuk, panduan dan manual kehidupan manusia untuk menggapai kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat, dan ayat-ayat kauniyah (alam semesta) adalah semua ciptaan-Nya termasuk yang berada di langit, Bumi dan semua yang ada di ruang antara langit-Bumi yang menjadi tanda-tanda kebesaran Allah SWT untuk direnungkan oleh hamba-Nya. Sebagaimana dalam firman-Nya.

إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ١٩٠ ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ١٩١

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan Bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan Bumi (seraya berkata): ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.'” (QS. Al ‘Imran [3]:190-191)

Dalam ayat lain Allah:

سَنُرِيهِمۡ ءَايَٰتِنَا فِي ٱلۡأٓفَاقِ وَفِيٓ أَنفُسِهِمۡ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمۡ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّۗ أَوَ لَمۡ يَكۡفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ شَهِيدٌ.

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah Bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?
(QS. Fushshilat [41]:51)

Semua ciptaan ini sebagai tanda dari ke-Maha Besar-an, ke-Maha Agung-an dan Ke-Maha Kuasa-an Allah SWT yang dihamparkan sebagai media (wasilah) dan kendaraan manusia untuk mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan hidup serta ridha-Nya. Setiap apa yang dicipta oleh-Nya pasti ada guna dan manfaatnya sekalipun yang seringkali dilihat dirasa oleh manusia dianggap bahaya dan sia-sia ternyata Allah menjawab dengan tegas dalam firman-Nya.

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَسۡتَحۡيِۦٓ أَن يَضۡرِبَ مَثَلٗا مَّا بَعُوضَةٗ فَمَا فَوۡقَهَاۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فَيَعۡلَمُونَ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّهِمۡۖ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَيَقُولُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلٗاۘ…..

“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?….., (QS. Al Baqarah [2]:26)

Jema’ah shalat gerhana Bulan yarhamukumullaah,

Manusia bisa mengetahui, melihat dan mengatakan dari semua ciptaan-Nya hanya dari tanda-tandanya bahwa sesuatu itu dikatakan kecil karena wujudnya memang kecil, keadaan itu panas karena cuaca sedang terpancar oleh terik Matahari di siang hari yang tidak terhalang oleh mendung, keadaan malam hari itu indah dan terang karena cuaca malam terpancar sinar Bulan purnama dengan sempurna dan tidak tertutup oleh awan, kita dapat mengetahui bahwa daun sedang bergerak ke arah barat karena ada angin yang sedang bertiup ke arah barat, kita tahu bahwa hewan itu mati karena di tubuhnya sudah tidak menyatu lagi nafasnya, seseorang merasakan panas terbakar karena ada api yang membakarnya jadi apa yang semua dilihat dan dirasa oleh manusia adalah sebagai perantara (wasilah) yang kemudian untuk direnungkan dan diambil hikmah serta ibrah (pelajaran)-nya.

Dalam ilmu astronomi, fenomena pergerakan benda-benda langit Matahari, Bulan, bintang dan sebagainya yang demikian indah, tertib, dan menakjubkan adalah tanda wujud-Nya Dzat dengan kekuasaan yang tak mungkin dapat tertandingi oleh apapun dan siapapun. Dengan demikian, fenomena gerhana Bulan yang kita saksikan saat ini-pun seyogyanya kita posisikan sebagai ayat kauniah (tanda dan fenomena alam) termasuk dalam situasi adanya wabah covid 19 yang saat ini masih melanda di seluruh dunia termasuk di Indonesia ini-pun tidak lepas dari ketentuan dan kekuasaan Allah SWT. Kita patut bersyukur karena dengan kondisi seperti ini masih bisa mendapat kesempatan untuk muhasabah, bertafakur dan bersyukur serta memperbanyak istighfar bertaubat untuk lebih memahami esensi ciptaan Allah, menghayati untuk lebih dekat kepada Sang Pencipta alam semesta Allah SWT.

Jamaah shalat gerhana Bulan yarhamukumullaah,

Introspeksi diri dan tafakur yang dilakukan oleh setiap manusia akan menghantarkan getaran hati dan gerakan bibir rindu untuk membaca Al-Qur’an karena sebagai firman-Nya, rindu membaca shalawat karena menanti syafa’atnya, terus beristighfar karena menyadari atas salah dan dosanya demikian juga disetiap waktu untuk berdzikir melalui kalimat tasbih, tahmid, tahlil dan takbir Subhaanallaah, wal-hamdulillah, walaa ilaaha illallahu, Allaahu Akbar, saat berdecak, kagum, menghayati atas semua ciptaan-Nya. Hal ini sejalan dengan firman-Nya bahwa setiap apa yang ada di langit dan di Bumi semuanya tiada henti-hentinya bertasbih kepada Allah SWT.

تُسَبِّحُ لَهُ ٱلسَّمَٰوَٰتُ ٱلسَّبۡعُ وَٱلۡأَرۡضُ وَمَن فِيهِنَّۚ وَإِن مِّن شَيۡءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمۡدِهِۦ وَلَٰكِن لَّا تَفۡقَهُونَ تَسۡبِيحَهُمۡۚ إِنَّهُۥ كَانَ حَلِيمًا غَفُورٗا ٤٤

Langit yang tujuh, Bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
(QS. Al Isra [17]:44)

Pada ayat yang lain Allah berfirman

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۖ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ ١

“Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di Bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Shaf [2]:1, Al Hadiid [57]:1)

Jamaah shalat gerhana Bulan yarhamukumullaah.

Dari setiap diri yang mampu mengimani, memahami, berfikir, bertadabbur dan memurnikan dalam setiap ibadah serta mensucikan dalam amaliahnya maka akan terbentuk pribadi yang mampu mengikis karakter negatif pada dirinya; sikap sombong, angkuh, otoriter, merasa paling benar, merasa berkuasa, merasa paling tinggi kedudukan dan jabatan, merasa paling kaya itu semua tidak pantas disandang dan dimiliki dan harus dibuang jauh-jauh dari dirinya dan terus menumbuhkan akhlaqul karimah pada diri-nya melalui pribadi yang berjalan dimuka Bumi ini dengan penuh ketundukan, kepatuhan, ikhlas, sabar, tawakal, tawadhu’, syukur, ridha, roja, qona’ah terus dipelihara dan diimplementasikan untuk tetap istiqomah dalam ibadah menghadap kepada Dzat yang Maha Suci Allah SWT. Maka jika setiap diri mampu menghayati dan memahami betapa pentingnya bahwa hanya dengan akhlaqul karimah sendi-sendi kehidupan akan terwujud sempurna, hanya dengan saling menghargai dan menghormati kekuatan negeri ini akan kokoh dan bersatu, hanya dengan saling membantu satu sama lain kehidupan kita akan aman dan tentram, hanya dengan mengedepankan kepentingan bangsa dan negara kehidupan kita akan sejahtera. Dengan adanya kejadian gerhana Bulan pada malam hari ini kita wujudkan totalitas kita ibadah kepada Allah SWT.

Sebagaimana firman-Nya dalam QS Fushilat [41]: 37).

وَمِنۡ ءَايَٰتِهِ ٱلَّيۡلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُۚ لَا تَسۡجُدُواْ لِلشَّمۡسِ وَلَا لِلۡقَمَرِ وَٱسۡجُدُواْۤ لِلَّهِۤ ٱلَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ ٣٧

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, Matahari dan Bulan. Janganlah sembah Matahari maupun Bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.

Ayat ini mengisyaratkan bahwa, makna perintah sujud pada ayat ini sebagai perintah untuk melaksanakan shalat gerhana sebagaimana yang kita lakukan pada malam hari ini. Momentum terjadinya gerhana ini juga menjadi salah satu ikhtiar diri kita untuk muhasabah dan memperbanyak istighfar bertaubat dan memohon ampun atas dosa dan kekhilafan yang diperbuat untuk kembali kepada Allah Dzat Yang Maha Pengampun dan pengendali serta pengatur alam semesta. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari:

اِنَّ الشَّمْسَ وَاْلقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لَا يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذٰلِكَ ؛ فَا ذْكُرُوْا اللهَ ، وَ كَبِّرُوْا، وَصَلُّوْا ، وَ تَصَدَّقُوْا.

Sesungguhnya Matahari dan Bulan tidak mengalami gerhana karena terkait kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka berdzikirlah, bertakbirlah, lakukanlah shalat dan bersedekahlah.” (Shahih Bukhari, 1044).

Semoga dengan terjadinya gerhana Bulan kali ini menjadikan diri untuk meningkatkan kedekatan (taqarrub) kita kepada Allah SWT, membesarkan hati kita untuk ikhlas dan sabar menghadapi setiap musibah dan ujian, menolong sesama, menghargai dan menghormati sesama, meningkatkan etos kerja sebagai ikhtiar untuk mendapatkan rahmat, ridha dan ampunan-Nya serta menjaga untuk selalu ramah terhadap alam sekitar kita.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر.

Oleh: KH Amin Baejuri Asnaf (Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Mubien, Wakil Ketua PWNU Jawa Barat)
Sumber: Laman Nahdlatul Ulama Jawa Barat

Khutbah Pertama

أَﺳْﺗَﻐْﻔِرُ َﷲ اﻟْﻌَظِـﯾْمَ ٩× اﻟﱠذِيْ ﻻَ إِٰﻟﮫَ إِ ﱠﻻ ھُوَ اﻟْﺣَ ﱡﻲ اﻟْﻘَ ﱡﯾوْمُ وَأَﺗُوْبُ إِﻟَﯾْﮫِ. اﻟﺣَﻣْدُ لِله اﻟّذِي ﺧَﻠَقَ اﻟ ﱠﺳﻣَﺎوَاتِ وَاْﻷَرْضَ وَﺟَﻌَلَ
اﻟ ﱡظﻠُﻣَﺎتِ وَاﻟ ﱡﻧوْرَ. أَﺷْﮭَدُ أَنْ ﻻَ إِﻟَﮫَ إِﻻﱠ ُﷲ وَﺣْدَهُ ﻻَ ﺷَرِﯾْكَ ﻟَﮫُ، وَأَﺷْﮭَدُ أَ ﱠن ﺳَ ﱢﯾدَﻧَﺎ ﻣُﺣَ ﱠﻣدًا ﻋَﺑْدُهُ وَرَﺳُوْﻟُﮫُ اَﻟﻠﱠﮭُ ﱠم ﺻَ ﱢل وَﺳَﻠﱢمْ ﻋَﻠَﻰ
ﺳَ ﱢﯾدِﻧَﺎ ﻣُﺣَ ﱠﻣدٍ وَﻋَﻠَﻰ آﻟِﮫِ وَﺻَﺣْﺑِﮫِ أَﺟْﻣَﻌِﯾْن. اَ ﱠﻣﺎ ﺑَﻌْدُ، ﻓَﯾَﺎاَ ﱡﯾﮭَﺎ اﻟْﻣُﺳْﻠِﻣُوْنَ، اِ ﱠﺗﻘُوْاَﷲ ﺣَ ﱠق ﺗُﻘَﺎﺗِﮫ وَﻻَﺗَﻣُوْﺗُ ﱠن إِﻻﱠ وَأَﻧـْﺗُمْ ﻣُﺳْﻠِﻣُوْنَ ﻓَﻘَدْ ﻗَﺎلَ ُﷲ ﺗَﻌَﺎﻟﻰَ ﻓِﻲ ﻛِﺗَﺎﺑِﮫِ اﻟْﻛَرِﯾْمِ: وَاﻟ ﱠﺷﻣْسُ ﺗَﺟْرِيْ ﻟِﻣُﺳْﺗَﻘَ ﱟر ﻟﱠﮭَﺎ ٰذﻟِكَ ﺗَﻘْدِﯾْرُ اﻟْﻌَزِﯾْزِ اﻟْﻌَﻠِﯾْمِ

Allahu Akbar 7X
Jemaah Shalat Gerhana Bulan Rahimakumullah

Sungguh, bisa menyaksikan kebesaran kuasa Allah SWT yakni gerhana Bulan adalah kurnia yang demikian bermakna. Karenanya, marilah kesempatan tersebut kita jadikan sebagai sarana meningkatkan taqwallah yakni menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang.

Allahu Akbar 3X
Jemaah Rahimakumullah

Kita yang hadir dalam majelis ini tentu mengimani bahwa keberadaan alam semesta beserta segenap isinya adalah salah satu bukti kemahakuasaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mulai dari skala makrokosmos hingga mikrokosmos. Struktur skala makro alam semesta tercermin melalui galaksi, gugusan bintang-gemintang hingga sistem keplanetan atau tata surya. Semuanya berukuran sangat besar namun sangat jauh sehingga banyak yang hanya bisa dilihat melalui teleskop-teleskop raksasa berteknologi tercanggih pada saat ini.

Berkas cahaya yang mereka pancarkan membutuhkan waktu ratusan ribu, jutaan, ratusan juta, dan bahkan ada yang sampai bermilyar tahun untuk tiba di Bumi. Padahal seberkas cahaya mampu menempuh jarak 300.000 kilometer dalam setiap infonya. Demikian pula struktur skala mikro alam semesta yang meliputi proton, elektron, atom, proton, molekul hingga benda-benda renik lainnya.

Allah menciptakan segala sesuatu adalah tak lain sebagai ayat atau tanda akan keberadaan-Nya. Dalam Al-Qur’an dijelaskan:

ﺳَﻧُرِﯾﮭِمْ آﯾَﺎﺗِﻧَﺎ ﻓِﻲ اﻵﻓَﺎقِ وَﻓِﻲ أَﻧْﻔُﺳِﮭِمْ

Artinya: Kami (Allah) akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (ayat) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri…. (QS Fushshilat: 53).

Allahu Akbar 3X

Hari ini, Minggu tanggal 14 Rabiul Awal 1447 atau 7 September 2025 terjadi lagi gerhana Bulan. Gerhana hari Minggu nanti akan diawali dengan fase Awal Penumbra. Ini terjadi pada pukul 22.26.56 WIB/23.26.56 Wita/00.26.56 WIT. Berikutnya adalah fase awal sebagian terjadi pukul 23.26.44 WIB/00.26.44 Wita/
01.26.44 WIT. Puncak gerhana akan terjadi 01.11.45 WIB/02.11.45 Wita/03.11.45 WIT.

Seluruh proses gerhana Bulan 7 September 2025 ini dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. Sesungguhnya fenomena ini juga tak lebih sebagai tanda atau ayat. Patut disyukuri pada saat ini kita telah memiliki pengetahuan lebih baik dalam memahami gerhana Bulan, yang termaktub dalam ilmu falak. Kini kita mengetahui bahwa gerhana Bulan merupakan produk kesejajaran sebagai buah pergerakan Bulan mengelilingi Bumi dan pergerakan Bumi mengelilingi Matahari secara ritmis, mengikuti sunatullah (hukum Allah).

Allahu Akbar 3X
Gerhana Matahari atau gerhana Bulan hanyalah salah satu tanda kebesaran dan kekuasaan Allah. Dengan sains, kita bisa lebih banyak mempelajari ayat-ayat-Nya di alam ini. Justru dengan terjadinya gerhana, memberi banyak bukti bahwa alam ini ada yang mengaturnya. Allah yang mengatur peredaran benda-benda langit sedemikian teraturnya sehingga keteraturan tersebut bisa diformulasikan untuk prakiraan.

Allah berfirman dalam surat Ibrahim, sebagai berikut:

وَﺳَ ﱠﺧرَ ﻟَﻛُمُ اﻟ ﱠﺷﻣْسَ وَاﻟْﻘَﻣَرَ دَاۤﯨِٕﺑَﯾْنِۚ وَﺳَ ﱠﺧرَ ﻟَﻛُمُ اﻟﱠﯾْلَ وَاﻟ ﱠﻧﮭَﺎرَ

Artinya: Dia telah menundukkan bagimu Matahari dan Bulan yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya) dan telah pula menundukkan bagimu malam dan siang. (QS Ibrahim: 33).

Allahu Akbar 3X

Matahari dan Bulan beredar pada orbitnya masing-masing, bagaimana bisa menyebabkan gerhana? Pada awalnya orang-orang menganggap Bumi diam, Bulan dan Matahari yang mengitari Bumi dalam konsep geosentris. Kemudian berkembang pemahaman, Matahari yang diam sebagai pusat alam semesta, semantara itu, benda-benda langitlah yang mengitarinya, dalam konsep heliosentris. Bulan dan Matahari juga dianggap punya cahayanya masing-masing.

Tetapi Al-Qur’an memberi isyarat, bahwa walau terlihat sama bercahaya, sesungguhnya Bulan dan Matahari berbeda sifat cahayanya dan gerakannya. Matahari bersinar dan Bulan bercahaya. Allah berfirman:

ھُوَ اﻟﱠذِيْ ﺟَﻌَلَ اﻟ ﱠﺷﻣْسَ ﺿِﯾَﺎۤءً ﱠواﻟْﻘَﻣَرَ ﻧُوْرًا ﱠوﻗَ ﱠدرَهٗ ﻣَﻧَﺎزِلَ ﻟِﺗَﻌْﻠَﻣُوْا ﻋَدَدَ اﻟ ﱢﺳﻧِﯾْنَ وَاﻟْﺣِﺳَﺎبَۗ ﻣَﺎ ﺧَﻠَقَ ُّٰﷲ ٰذﻟِكَ اِ ﱠﻻ ﺑِﺎﻟْﺣَ ﱢقۗ ﯾُﻔَ ﱢﺻلُ اْٰﻻٰﯾتِ ﻟِﻘَوْمٍ ﱠﯾﻌْﻠَﻣُوْنَ

Artinya: Dialah yang menjadikan Matahari bersinar dan Bulan bercahaya. Dialah pula yang menetapkan tempat-tempat orbitnya agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu, kecuali dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada kaum yang mengetahui. (QS Yunus: 5).

Ayat Al-Qur’an ini bukan hanya mengungkapkan perbedaan sifat sinar Matahari dan cahaya Bulan, tetapi juga perbedaan geraknya. Perbedaan orbitlah yang menyebabkan Matahari tampak tidak berubah bentuknya, sedangkan Bulan berubah-ubah bentuknya sebagai perwujudan perubahan tempat kedudukannya (manzilah-manzilah) dalam sistem Bumi-Bulan-Matahari. Kini sains bisa mengungkapkan sifat gerak dan sumber cahaya Bulan dan sinar Matahari.

Gerak harian Matahari dan Bulan, terbit di timur dan terbenam di barat, hanyalah merupakan gerak semu. Karena sesungguhnya Bumilah yang bergerak. Bumi berputar pada porosnya sekali dalam sehari sehingga siang dan malam silih berganti dan benda-benda langit pun tampak terbit dan terbenam, seperti halnya Matahari dan Bulan.

Sesungguhnya gerak yang terjadi bukan hanya Bumi yang berputar pada porosnya, tetapi juga Matahari dan Bulan beredar pada orbitnya. Bulan mengorbit Bumi, sementara Bumi mengorbit Matahari, dan Matahari pun tidak diam, tetapi bergerak juga mengorbit pusat galaksi. Sinar Matahari berasal dari reaksi nuklir di intinya, sedangkan cahaya Bulan berasal dari pantulan sinar Matahari. Efek gabungan sudut datang sinar Matahari dan sudut tampak dari permukaan Bumi menyebabkan Bulan tidak selalu tampak bulat, tetapi berubah-ubah dari bentuk sabit ke purnama yang bulat, dan kembali lagi ke sabit tipis, seperti pelepah kering.

Inilah yang diisyaratkan Allah dalam firman-Nya:

وَٰاﯾَﺔٌ ﻟﱠﮭُمُ اﻟﱠﯾْلُۖ ﻧَﺳْﻠَﺦُ ﻣِﻧْﮫُ اﻟ ﱠﻧﮭَﺎرَ ﻓَﺎِذَا ھُمْ ﱡﻣظْﻠِﻣُوْنَۙ وَاﻟ ﱠﺷﻣْسُ ﺗَﺟْرِيْ ﻟِﻣُﺳْﺗَﻘَ ﱟر ﻟﱠﮭَﺎۗ ٰذﻟِكَ ﺗَﻘْدِﯾْرُ اﻟْﻌَزِﯾْزِ اﻟْﻌَﻠِﯾْمِۗ وَاﻟْﻘَﻣَرَ ﻗَ ﱠدرْٰﻧﮫُ ﻣَﻧَﺎزِلَ ﺣَٰﺗّﻰ ﻋَﺎدَ ﻛَﺎﻟْﻌُرْﺟُوْنِ اﻟْﻘَدِﯾْمِ ﻻَ اﻟ ﱠﺷﻣْسُ ﯾَﻧْۢﺑَﻐِﻲْ ﻟَﮭَﺂ اَنْ ﺗُدْرِكَ اﻟْﻘَﻣَرَ وَﻻَ اﻟﱠﯾْلُ ﺳَﺎﺑِقُ اﻟ ﱠﻧﮭَﺎرِۗ وَﻛُ ﱞل ﻓِﻲْ ﻓَﻠَكٍ ﱠﯾﺳْﺑَﺣُوْنَ

Artinya: Suatu tanda juga (atas kekuasaan Allah) bagi mereka adalah malam. Kami pisahkan siang dari (malam) itu. Maka, seketika itu mereka (berada dalam) kegelapan. (Suatu tanda juga atas kekuasaan Allah bagi mereka adalah) Matahari yang berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang

Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. (Begitu juga) Bulan, Kami tetapkan bagi(-nya) tempat-tempat peredaran sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir,) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi Matahari mengejar Bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.

Allahu Akbar 3X

Walau tampak Matahari dan Bulan berjalan pada jalur yang sama, tidak mungkin keduanya bertabrakan atau saling mendekat secara fisik, karena orbitnya memang berbeda. Perjumpaan Bulan dan Matahari saat gerhana Matahari, atau perjumpaan Bulan dan Bumi pada saat gerhana Bulan, hanyalah ketampakannya, ketika Matahari tampak terhalang Bulan, yang berada di antara Matahari dan Bumi. Begitu juga, pada saat gerhana Bulan, Bulan dan Matahari berada pada posisi yang berseberangan sehingga cahaya Matahari yang mestinya mengenai Bulan, terhalang Bumi. Bulan purnama menjadi gelap karena bayangan Bumi.

Allahu Akbar 3X

Sains menjelaskan fenomena yang sesungguhnya. Sains menghilangkan mitos dan meneguhkan keyakinan akan kekuasaan Allah. Allah menunjukkan kebesaran dan kekuasaan-Nya dengan fenomena gerhana itu. Keteraturan yang luar biasa yang Allah ciptakan, memungkinkan manusia menghitung peredaran Matahari untuk digunakan dalam perhitungan waktu dan digunakan untuk memprakirakan gerhana.

Kita sekarang membuktikan bahwa sains telah memprediksi gerhana Bulan malam ini. Ketika kita menyaksikan kebenaran prakiraan sains, bukan kebanggaan intelektual yang kita tunjukkan melainkan ungkapan:

اﻟﱠذِﯾْنَ ﯾَذْﻛُرُوْنَ َّٰﷲ ﻗِﯾَﺎﻣًﺎ ﱠوﻗُﻌُوْدًا ﱠوﻋَٰﻠﻰ ﺟُﻧُوْﺑِﮭِمْ وَﯾَﺗَﻔَ ﱠﻛرُوْنَ ﻓِﻲْ ﺧَﻠْقِ اﻟ ﱠﺳٰﻣٰوتِ وَاﻻَْرْضِۚ رَ ﱠﺑﻧَﺎ ﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْتَ ٰھذَا ﺑَﺎطِﻼًۚ ﺳُﺑْٰﺣﻧَكَ ﻓَﻘِﻧَﺎ ﻋَذَابَ اﻟ ﱠﻧﺎرِ

Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan Bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka. (QS Ali Imran: 191).

Sejatinya, gerhana Matahari maupun gerhana Bulan itu terjadi setiap tahun, tetapi pada tahun 2021 ini Indonesia hanya terlintasi gerhana Bulan, tidak terlintasi gerhana Matahari. Semoga kita senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah sehingga dapat menikmati tanda kebesaran Allah melalui gerhana Bulan yang akan datang.

Allahu Akbar 3X

Menutup khutbah ini, marilah kita merenungkan firman Allah dalam surat Al-Qiyamah ayat 6-12:

ﯾَﺳْـَٔلُ اَ ﱠﯾﺎنَ ﯾَوْمُ اﻟْﻘِٰﯾﻣَﺔِۗ ﻓَﺎِذَا ﺑَرِقَ اﻟْﺑَﺻَرُۙ وَﺧَﺳَفَ اﻟْﻘَﻣَرُۙ وَﺟُﻣِﻊَ اﻟ ﱠﺷﻣْسُ وَاﻟْﻘَﻣَرُۙ ﯾَﻘُوْلُ اﻻِْﻧْﺳَﺎنُ ﯾَوْﻣَﯨِٕذٍ اَﯾْنَ اﻟْﻣَﻔَ ۚ ﱡر ﻛَ ﱠﻼ ﻻَ وَزَرَۗ اِٰﻟﻰ رَ ﱢﺑكَ ﯾَوْﻣَﯨِٕذِ اِۨﻟْﻣُﺳْﺗَﻘَ ﱡر

Artinya: Dia bertanya: Kapankah hari kiamat itu? Apabila mata terbelalak (ketakutan), Bulan pun telah hilang cahayanya, serta Matahari dan Bulan dikumpulkan. Pada hari itu manusia berkata: Ke mana tempat lari? Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung. (Hanya) kepada Tuhanmu tempat kembali pada hari itu.

Allahu Akbar 3X

Jemaah yang berbahagia

Setelah kita melaksanakan shalat gerhana dan merenungi hikmah di balik itu, marilah kita akhiri khutbah ini dengan mohon ampunan dan mohon kekuatan kepada Allah SWT.

أَﻋُوذُ ﺑِﺎ ﱠلِله ﻣِنَ اﻟ ﱠﺷﯾْطَﺎنِ اﻟ ﱠرﺟِﯾمِ. وَھُوَ اﻟﱠذِيْ ﺧَﻠَقَ اﻟﱠﯾْلَ وَاﻟ ﱠﻧﮭَﺎرَ وَاﻟ ﱠﺷﻣْسَ وَاﻟْﻘَﻣَرَۗ ﻛُ ﱞل ﻓِﻲْ ﻓَﻠَكٍ ﱠﯾﺳْﺑَﺣُوْنَ

Khutbah Kedua

أَﺳْﺗَﻐْﻔِرُ َﷲ اﻟْﻌَظِـﯾْمَ ٩× اﻟﱠذِيْ ﻻَ إِٰﻟﮫَ إِ ﱠﻻ ھُوَ اﻟْﺣَ ﱡﻲ اﻟْﻘَ ﱡﯾوْمُ وَأَﺗُوْبُ إِﻟَﯾْﮫِ. اَﻟْﺣَﻣْدُ لِله وَﻛَﻔَﻰ، وَأُﺻَﻠﱢﻲْ وَأُﺳَﻠﱢمُ ﻋَﻠَﻰ ﺳَ ﱢﯾدِﻧَﺎ ﻣُﺣَ ﱠﻣدٍ
اﻟْﻣُﺻْطَﻔَﻰ، وَﻋَﻠَﻰ آﻟِﮫِ وَأَﺻْﺣَﺎﺑِﮫِ أَھْلِ اﻟْوَﻓَﺎ. أَﺷْﮭَدُ أَنْ ﱠﻻ إِﻟﮫَ إِ ﱠﻻ ُﷲ وَﺣْدَهُ ﻻَ ﺷَرِﯾْكَ ﻟَﮫُ، وَأَﺷْﮭَدُ أَ ﱠن ﺳَ ﱢﯾدَﻧَﺎ ﻣُﺣَ ﱠﻣدًا ﻋَﺑْدُهُ وَرَﺳُوْﻟُﮫُ أَ ﱠﻣﺎ ﺑَﻌْدُ، ﻓَﯾَﺎ أَ ﱡﯾﮭَﺎ اﻟْﻣُﺳْﻠِﻣُوْنَ، أُوْﺻِﯾْﻛُمْ وَﻧَﻔْﺳِﻲْ ﺑِﺗَﻘْوَى ِﷲ اﻟْﻌَﻠِ ﱢﻲ اﻟْﻌَظِﯾْمِ وَاﻋْﻠَﻣُوْا أَ ﱠن َﷲ أَﻣَرَﻛُمْ ﺑِﺄَﻣْرٍ ﻋَظِﯾْمٍ، أَﻣَرَﻛُمْ ﺑِﺎﻟ ﱠﺻﻼَةِ وَاﻟ ﱠﺳﻼَمِ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﺑِ ﱢﯾﮫِ اﻟْﻛَرِﯾْمِ ﻓَﻘَﺎلَ: إِ ﱠن ﱠَﷲ وَﻣَﻼَﺋِﻛَﺗَﮫُ ﯾُﺻَﻠﱡونَ ﻋَﻠَﻰ اﻟ ﱠﻧﺑِ ﱢﻲ، ﯾَﺎ أَ ﱡﯾﮭَﺎ اﻟﱠذِﯾنَ آﻣَﻧُوا ﺻَﻠﱡوا ﻋَﻠَﯾْﮫِ وَﺳَﻠﱢﻣُوا ﺗَﺳْﻠِﯾﻣًﺎ، اَﻟٰﻠّﮭُ ﱠم ﺻَ ﱢل ﻋَﻠَﻰ ﺳَ ﱢﯾدِﻧَﺎ ﻣُﺣَ ﱠﻣدٍ وَﻋَﻠَﻰ آلِ ﺳَ ﱢﯾدِﻧَﺎ ﻣُﺣَ ﱠﻣدٍ ﻛَﻣَﺎ ﺻَﻠﱠﯾْتَ ﻋَﻠَﻰ ﺳَ ﱢﯾدِﻧَﺎ إِﺑْرَاھِﯾْمَ وَﻋَﻠَﻰ آلِ ﺳَ ﱢﯾدِﻧَﺎ إِﺑْرَاھِﯾْمَ وَﺑَﺎرِكْ ﻋَﻠَﻰ ﺳَ ﱢﯾدِﻧَﺎ
ﻣُﺣَ ﱠﻣدٍ وَﻋَﻠَﻰ آلِ ﺳَ ﱢﯾدِﻧَﺎ ﻣُﺣَ ﱠﻣدٍ ﻛَﻣَﺎ ﺑَﺎرَﻛْتَ ﻋَﻠَﻰ ﺳَ ﱢﯾدِﻧَﺎ إِﺑْرَاھِﯾْمَ وَﻋَﻠَﻰ آلِ ﺳَ ﱢﯾدِﻧَﺎ إِﺑْرَاھِﯾْمَ، ﻓِﻲْ اﻟْﻌَﺎﻟَﻣِﯾْنَ إِ ﱠﻧكَ ﺣَﻣِﯾْدٌ ﻣَﺟِﯾْدٌ. اَﻟٰﻠّﮭُ ﱠم اﻏْﻔِرْ ﻟِﻠْﻣُﺳْﻠِﻣِﯾْنَ وَاﻟْﻣُﺳْﻠِﻣَﺎتِ واﻟْﻣُؤْﻣِﻧِﯾْنَ وَاﻟْﻣُؤْﻣِﻧَﺎتِ اﻷَْﺣْﯾَﺎءِ ﻣِﻧْﮭُمْ وَاﻷَْﻣْوَاتِ، اﻟﻠﮭم ادْﻓَﻊْ ﻋَ ﱠﻧﺎ اﻟْﺑَﻼَءَ وَاﻟْﻐَﻼَءَ وَاﻟْوَﺑَﺎءَ وَاﻟْﻔَﺣْﺷَﺎءَ وَاﻟْﻣُﻧْﻛَرَ وَاﻟْﺑَﻐْﻲَ وَاﻟ ﱡﺳﯾُوْفَ اﻟْﻣُﺧْﺗَﻠِﻔَﺔَ وَاﻟ ﱠﺷدَاﺋِدَ وَاﻟْﻣِﺣَنَ، ﻣَﺎ ظَﮭَرَ ﻣِﻧْﮭَﺎ وَﻣَﺎ ﺑَطَنَ، ﻣِنْ ﺑَﻠَدِﻧَﺎ ھَذَا ﺧَﺎ ﱠﺻﺔً وَﻣِنْ ﺑُﻠْدَانِ اﻟْﻣُﺳْﻠِﻣِﯾْنَ ﻋَﺎ ﱠﻣﺔً، إِ ﱠﻧكَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُ ﱢل ﺷَﻲْءٍ ﻗَدِﯾْرٌ ﻋِﺑَﺎدَ ِﷲ، إ ﱠن َﷲ ﯾَﺄْﻣُرُ ﺑِﺎﻟْﻌَدْلِ وَاﻹْﺣْﺳَﺎنِ وَإِﯾْﺗَﺎءِ ذِي اﻟْﻘُرْﺑَﻰ وﯾَﻧْﮭَﻰ ﻋَنِ اﻟﻔَﺣْﺷَﺎءِ وَاﻟْﻣُﻧْﻛَرِ وَاﻟﺑَﻐْﻲِ، ﯾَﻌِظُﻛُمْ ﻟَﻌَﻠﱠﻛُمْ ﺗَذَ ﱠﻛرُوْنَ. ﻓَﺎذﻛُرُوا َﷲ اﻟْﻌَظِﯾْمَ ﯾَذْﻛُرْﻛُمْ وَﻟَذِﻛْرُ ِﷲ أَﻛْﺑَرُ

Oleh: Syaifullah
Sumber: Laman Nahdlatul Ulama Jawa Timur

Dirangkum dari laman Nahdlatul Ulama Jawa Timur, khutbah gerhana Bulan dilakukan setelah rangkaian sholat sunnah dua rakaat selesai dilakukan. Pembacaan dua khutbah dilaksanakan dua khutbah seperti sholat Idul Fitri atau Idul Adha di masjid.

Namun, pada pelaksanaan khutbah gerhana Bulan tidak dianjurkan takbir sebagaimana khutbah dua shalat id. Terkait waktu pelaksanaannya, khutbah sholat gerhana Bulan boleh tetap berlangsung atau baru dimulai meski proses gerhana Bulan sudah usai.

Nah, itulah contoh khutbah gerhana Bulan yang singkat hingga penuh makna yang dapat dijadikan referensi. Semoga bermanfaat!

Khutbah Gerhana Bulan Singkat #1: Bertaubatlah!

Teks PDF Khutbah Gerhana Bulan Singkat: Bertaubatlah!

Khutbah Gerhana Bulan Singkat #2: Gerhana Bulan, Tanda Kebesaran Allah

Teks PDF Khutbah Gerhana Bulan: Gerhana Bulan, Tanda Kebesaran Allah

Khutbah Gerhana Bulan Singkat #3: Introspeksi Diri, Cara Umat Gapai Ridho Ilahi

Teks PDF Khutbah Gerhana Bulan: Introspeksi Diri, Cara Umat Gapai Ridho Ilahi

Khutbah Gerhana Bulan Singkat #4: Memaknai Perubahan Alam Raya

Teks PDF Khutbah Gerhana Bulan: Memaknai Perubahan Alam Raya

Tata Cara Khutbah Sholat Gerhana Bulan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *