Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) mulai menunjukkan hasil kinerjanya selama 2025. Meski belum genap setahun menjabat, sebanyak 20 program yang dijalankan keduanya mulai berefek pada tumbuhnya perekonomian hingga penurunan angka kemiskinan.
Andi Sudirman dan Fatmawati resmi dilantik menjadi Gubernur dan Wagub Sulsel Periode 2025-2030 di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (20/2/2025). Andalan Hati telah mencanangkan berbagai program unggulan yang menjadi penjabaran dari visi, ‘Sulawesi Selatan Maju dan Berkarakter’.
Program tersebut juga menjadi bagian dari janji kampanye Andi Sudirman-Fatmawati saat Pilgub 2024 lalu. Program-program unggulan itu dijalankan secara merata di berbagai kabupaten dan kota di Sulsel.
Berdasarkan data yang dirangkum infoSulsel, berikut capaian kinerja Andi Sudirman dan Fatmawati Rusdi sepanjang 2025:
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perekonomian Sulsel pada triwulan III 2025 mengalami pertumbuhan sebesar 5,01% secara tahunan (year-on-year). Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha kecuali pada lapangan usaha pengadaan listrik dan gas yang mengalami kontraksi.
Lapangan usaha yang mencapai pertumbuhan signifikan adalah jasa lainnya 11,82%. Selanjutnya diikuti oleh kategori jasa keuangan dan asuransi 9,39%, jasa perusahaan 8,55%, penyediaan akomodasi dan makan minum 8,16%, dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial 7,81%.
“Pada triwulan ketiga pertanian menjadi sumber pertumbuhan ekonomi terbesar yaitu sebesar 1,08%,” kata Kepala BPS Sulsel Aryanto dalam keterangannya.
Sementara ekonomi Sulsel triwulan III-2025 terhadap triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 3,37% (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha konstruksi, sebesar 12,67%. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 16,44%.
Komitmen Pemprov Sulsel untuk mewujudkan visi pembangunan berkelanjutan diwujudkan lewat program Multiyears Project (MYP) 2025-2027 yang diluncurkan saat rapat paripurna HUT ke-356 Sulsel pada Minggu (19/10). Pemprov Sulsel menggelontorkan anggaran total Rp 3,7 triliun untuk membangun 3 proyek infrastruktur strategis lewat skema MYP.
Dari total anggaran itu, Rp 2,5 triliun di antaranya dialokasikan untuk perbaikan jalan provinsi. Andi Sudirman bersama Fatmawati Rusdi menargetkan membangun ruas jalan lebih 1.000 km di berbagai kabupaten dan kota.
Selain pembangunan jalan, anggaran Rp 764 miliar dalam skema MYP juga disiapkan untuk pembangunan jaringan irigasi baru seluas 54.000 hektare. Infrastruktur ini akan meningkatkan produktivitas petani dan mendukung kemandirian pangan di Sulsel.
Proyek besar selanjutnya adalah pembangunan dua unit Rumah Sakit Regional di beberapa wilayah strategis, yakni di wilayah Luwu Raya dan di wilayah selatan tepatnya di Kabupaten Gowa. Sebanyak Rp 500 miliar dialokasikan untuk mewujudkan rumah sakit itu.
Andi Sudirman meluncurkan program Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) pada Jumat (25/7). Program ini bagian dari misi Pemprov Sulsel untuk mewujudkan pemerataan layanan kesehatan dengan menjangkau wilayah kepulauan terpencil.
Dalam pelaksanaannya, Pemprov Sulsel mengirimkan sejumlah dokter spesialis, dokter umum, tenaga kesehatan dan tenaga administrasi. Dokter spesialis yang bertugas bahkan diberi insentif mencapai Rp 40 juta per bulan.
Tenaga medis memberikan berbagai pelayanan kesehatan, meliputi: pemeriksaan kesehatan dasar dan lanjutan; skrining dan deteksi dini penyakit; edukasi kesehatan masyarakat; pemberian obat-obatan esensial untuk penyakit umum seperti ISPA, hipertensi dan diabetes; konsultasi dan penanganan penyakit tidak menular (PTM).
Sasaran utama program ini adalah kelompok rentan seperti ibu hamil, balita, lansia, serta masyarakat penderita PTM di wilayah Selayar dan Pangkep. Andi Sudirman menegaskan, program ini berangkat dari keresahan akan minimnya dokter spesialis di wilayah terpencil.
Keseriusan Pemprov Sulsel di bidang kesehatan juga ditunjukkan lewat pencanangan Aksi Stop Stunting pada Jumat (25/7). Aksi Stop Stunting melayani 16.128 orang yang terdiri dari 15.120 balita dan 1.008 ibu hamil yang tersebar di 504 desa di Sulsel.
Program ini memiliki pendekatan yang terukur dengan masa pelaksanaan 59 hari. Dalam periode tersebut, anak-anak penerima program akan mendapatkan bantuan makanan tambahan, edukasi gizi, serta pemantauan pertumbuhan oleh tim ahli.
Aksi Stop Stunting melibatkan 1.000 Tim Pendamping Gizi Daerah (TPGD) dan 1.000 kader PKK di tiap desa. Mereka yang ditugaskan diharapkan dapat menekan laju prevalensi stunting di tiap desa yang menjadi sasaran.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka stunting di Sulsel turun menjadi 23,3%, dari sebelumnya 27,4% pada 2023. Penurunan ini menunjukkan tren positif, namun masih menuntut intervensi berkelanjutan.
Andi Sudirman turut meluncurkan mobil ambulans bernama Mobile Intensive Care Unit (MICU) pada Jumat (25/7). Armada ini merupakan mobil ambulans pertama yang dilengkapi ruang operasi dan memberikan layanan kesehatan secara fleksibel.
“MICU ini seperti rumah sakit berjalan. Di dalamnya sudah lengkap fasilitasnya,” ujar Andi Sudirman dalam keterangannya.
MICU didesain sebagai solusi cepat penanganan kegawatdaruratan medis, khususnya di daerah yang jauh dari rumah sakit atau fasilitas kesehatan rujukan. Program ini diharapkan menurunkan risiko kematian akibat keterlambatan penanganan.
“Fasilitas ini bisa langsung digunakan di lokasi. Kita akan mengembangkan agar MICU bisa terkoneksi dan efektif di seluruh wilayah Sulsel,” ungkapnya.
Akselerasi pelayanan kesehatan juga ditunjukkan lewat peluncuran 10 armada mobil bertajuk ‘Andalan Hati Melayani’ pada Jumat (25/7). Armada ini akan fokus melayani antar-jemput pasien dari rumah ke rumah sakit.
“Ada mobil Andalan Hati Melayani, kita launching sekitar 10 pilot project. Jadi kita pilot project kan dulu,” tutur Andi Sudirman.
Program ini diharapkan dapat membantu masyarakat agar tidak kebingungan lagi mendapatkan akses ke fasilitas pelayanan kesehatan. Mobil tersebut bahkan bisa dimanfaatkan untuk situasi genting.
“Termasuk juga ketika ada kebutuhan mendesak seperti melahirkan hingga ada jenazah. Kita rencanakan ada sistem jadi semua yang bekerja di yayasan atau partai yang ada jasa ambulans gratis,” ucap Andi Sudirman.
Misi untuk memperkuat pelayanan transportasi ditunjukkan Andi Sudirman Sulaiman lewat peluncuran 27 Bus Trans Sulsel pada Senin (14/7). Bus Trans Sulsel melayani kawasan aglomerasi Makassar, Maros, Sungguminasa dan Takalar (Mamminasata).
Bus Trans Sulsel melayani dua koridor di kawasan Mamminasata. Koridor 1 meliputi rute Panakukkang Square-Pelabuhan Galesong Takalar, sedangkan Koridor 2 meliputi rute Kampus Unhas Tamalanrea-Stasiun Kereta Api Mandai via Bandara Sultan Hasanuddin.
Pemprov Sulsel mengucurkan anggaran Rp 16,7 miliar untuk subsidi moda transportasi massal tersebut. Menariknya, pelayanan Bus Tran Sulsel tersebut digratiskan sepanjang 2025.
“Insyaallah kita maksimalkan dulu wilayah Mamminasata. Setelah semuanya terkoneksi dengan baik, kita akan ekspansi ke kabupaten kota lain di Sulsel,” ungkap Andi Sudirman dalam keterangannya, Jumat (18/7).
Pemprov Sulsel juga menghadirkan pesawat amfibi atau seaplane yang meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas antarwilayah kepulauan. Seaplane resmi diluncurkan Menteri Perhubungan (Menhub) Dudi Puwagandi di kawasan CPI Makasar pada Senin (11/8).
Kehadiran seaplane membuat Pemprov Sulsel mencetak sejarah karena menjadi pemerintah daerah pertama yang menginisiasi hadirnya pesawat amfibi sebagai moda transportasi udara. Dudy meyakini seaplane mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor pariwisata.
“Ini adalah yang pertama diinisiasi pemerintah daerah, sebelumnya ada beberapa swasta yang mengoperasikan seaplane. Cuma untuk pemerintah daerah, Sulsel adalah pemerintah daerah yang pertama menginisiasi seaplane,” ungkap Dudy.
Seaplane tidak hanya untuk menghubungkan wilayah kepulauan Sulsel. Pesawat amfibi itu bahkan direncanakan akan melakukan penerbangan dengan rute Takabonerate, Kabupaten Selayar dengan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Andi Sudirman meluncurkan delapan rute penerbangan subsidi di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Sabtu (13/9). Program ini menjadi komitmen pemerintah dalam memberikan kemudahan dan harga tiket yang terjangkau bagi masyarakat.
“Subsidi ini kami lakukan karena wilayah-wilayah ini memang belum banyak untuk animo masyarakat menggunakan, sehingga kita perlu dorong. Di situlah fungsi pemerintah yang kemudian men-subsidi dan itu adalah uang rakyat juga, kembali ke rakyat juga yang menggunakan nanti,” kata Andi Sudirman.
Kedelapan rute penerbangan subsidi ini antara lain: Makassar-Selayar; Makassar-Bone; Makassar-Wakatobi; Bone-Kendari; Bone-Balikpapan; Makassar-Masamba; Makassar-Sorowako; dan Makassar-Toraja. Pemprov Sulsel bekerja sama dengan maskapai Fly Jaya dalam program ini.
Andi Sudirman mendorong penerbangan subsidi ini akan menjangkau kawasan wisata di Sulsel. Bahkan bisa melebarkan sayap untuk menjangkau penerbangan ke kawasan wisata di wilayah Sulawesi lainnya, seperti Sulawesi Tenggara hingga Sulawesi Utara.
Pemprov Sulsel mendekatkan pelayanan pengurusan administrasi kependudukan lewat mobil Layanan Dukcapil Bergerak (LDB) yang diluncurkan pada Rabu (1/10). Inovasi ini menghadirkan armada yang dilengkapi mesin pencetak kartu tanda penduduk (KTP).
Layanan Dukcapil Bergerak dirancang khusus untuk mendekatkan pelayanan administrasi kependudukan khususnya KTP dengan menjangkau wilayah terpencil. Program ini hadir sebagai kelanjutan dari inovasi sebelumnya, yakni Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB).
“Kami meluncurkan mesin pencetak KTP mobile pertama di Sulawesi Selatan melalui program Layanan Dukcapil Bergerak. Setelah ada PKB, kini hadir LDB untuk memudahkan masyarakat kita, khususnya di desa,” ungkap Andi Sudirman Sulaiman.
Kehadiran LDB membuat masyarakat tak lagi harus menempuh perjalanan jauh menuju kantor kecamatan atau kantor Dukcapil kabupaten/kota. KTP dapat langsung dicetak dan diterima di tempat, sehingga memangkas waktu yang biasanya menjadi kendala warga di pelosok.
Peluncuran LDB ditandai dengan uji coba percetakan KTP elektronik kepada salah satu masyarakat yang baru pertama kali mendaftarkan KTP. Hasilnya, KTP berhasil tercetak dengan lancar hanya dalam hitungan menit.
Pemprov Sulsel memberikan Sertifikasi Halal Self Declare secara gratis untuk 2.344 pelaku UMKM yang tersebar di 24 kabupaten dan kota. Program ini merupakan bagian dari Andalan Hati 2025 di bawah kepemimpinan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi dalam mendorong pertumbuhan UMKM.
Program ini diharapkan meningkatkan daya saing produk lokal di pasar domestik dan global. Selain jaminan halal bagi konsumen, sertifikasi juga akan memperkuat posisi produk UMKM di pasar yang lebih luas.
Sasaran dari program ini adalah pelaku usaha makanan dan minuman yang menggunakan proses produksi sederhana dan tidak menggunakan bahan dari hewan sembelihan seperti sapi, kambing, atau ayam. Pelaku usaha juga harus memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) berbasis risiko, serta hanya memiliki satu lokasi usaha atau produksi.
Sertifikasi halal ini sebagai upaya Pemprov Sulsel membangun ekosistem usaha yang tidak hanya produktif dan inovatif, tetapi juga memenuhi standar kehalalan produk yang menjadi tuntutan pasar modern.
Pemprov Sulsel menyiapkan insentif masyarakat lewat program pemutihan denda dan diskon pajak kendaraan. Melalui program ini, masyarakat tidak hanya memperoleh kesempatan menghapus denda tunggakan pajak, tetapi juga mendapatkan diskon pajak hingga 50%.
Program ini awalnya berlangsung sejak 29 September-30 Oktober 2025. Namun karena animo masyarakat yang tinggi pemberian insentif pajak kendaraan ini diperpanjang hingga 30 November 2025.
Program insentif meliputi pembebasan 100% denda pajak kendaraan bermotor (PKB), potongan 50% tunggakan pajak jatuh tempo 2024 ke bawah, serta diskon 9,5% bagi kendaraan yang jatuh tempo pada 2025.
Bapenda Sulsel juga mengadakan program gratis pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Melalui program ini wajib pajak cuma dibebankan membayar biaya STNK, TNKB, BPKB dan SWDKLLJ.
Pemprov Sulsel menyalurkan bantuan sosial (bansos) berupa uang tunai kepada 1.747 warga miskin. Bantuan ini merupakan inisiatif Andi Sudirman Sulaiman untuk memenuhi kebutuhan pokok warga sekaligus mendongkrak daya beli.
Data penerima bantuan merujuk dalam desil 1-5 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Rinciannya, Bantaeng 306 orang, Jeneponto 17 orang, Maros 52 orang, Pinrang 128 orang, Selayar 151 orang, Sidrap 49 orang, Sinjai 393 orang, Soppeng 142 orang, dan Wajo 509 orang.
Program ini dipastikan akan berlanjut tahun depan dengan calon penerima dan anggaran yang lebih banyak. Pemprov Sulsel menargetkan mengakomodir 100 ribu penerima dengan total anggaran Rp 20 miliar.
“Tahun depan pak gubernur sudah perintahkan, targetnya itu 100 ribu orang. Nanti tahun depan kita siapkan Rp 20 miliar mungkin di APBD pokok,” kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sulsel Abdul Malik Faisal kepada wartawan, Jumat (22/8).
Tingkat kemiskinan di Sulsel mengalami penurunan signifikan per Maret 2025. Berdasarkan data BPS Sulsel, jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 698.130 orang atau setara 7,60% dari total penduduk.
Angka ini menurun 38.350 orang atau sekitar 0,46% poin dibandingkan pada Maret 2024 yang mencapai 736.480 orang atau 8,06%. Tren penurunan ini tetap terlihat konsisten jika dibandingkan pada September 2024 yang sebelumnya mencapai 711.770 ribu orang.
“Angka kemiskinan Sulsel per Maret 2025 sebesar 698.130 orang atau 7,60%. Ini merupakan angka terendah sejak 2020. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jelas terlihat penurunan,” ujar Kepala BPS Sulsel Aryanto dalam keterangannya, Jumat (25/7).
Sementara persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2025 tercatat 5,14% atau turun 0,07% poin dibandingkan September 2024 sebesar 5,21%. Di pedesaan, angka kemiskinan turun 0,23% dari 10,11% pada September 2024 menjadi 9,88% per Maret 2025.
Pemprov Sulsel mendorong Gerakan Pangan Murah (GPM) yang sudah digelar beberapa kali hampir tiap bulan selama 2025. Terakhir, Andi Sudirman Sulaiman resmi membuka GPM secara serentak di 24 kabupaten dan kota di Sulsel pada Senin (13/10).
GPM yang menghadirkan bahan pangan murah bagi masyarakat saat itu digelar dalam rangka memperingati HUT ke-356 Sulsel. Andi Sudirman mengatakan, Gerakan Pangan Murah menjadi langkah konkret Pemprov Sulsel dalam mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi daerah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan Sulsel pada September 2025 tercatat sebesar 3,03% atau masih dalam kisaran sasaran nasional 2,5 plus minus 1%. Ekonomi Sulsel juga tumbuh positif pada triwulan II 2025.
“Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan II tahun 2025 tumbuh sebesar 4,94 persen secara tahunan. Ini menunjukkan semangat kerja keras dan sinergi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat,” ungkap Andi Sudirman.
Selama kepemimpinannya, Andi Sudirman telah menyalurkan bantuan keuangan kepada 6 kabupaten dan korban di Sulsel. Penyaluran bantuan keuangan ini untuk bertujuan mendorong pemerataan pembangunan di tiap daerah.
Salah satu yang menerima bantuan adalah Pemkab Pinrang senilai Rp 20 miliar untuk pembangunan infrastruktur dan UMKM. Pemkab Luwu Utara juga mendapat bantuan Rp 10 miliar untuk pembangunan jalan di wilayah Seko dan penguatan UMKM.
Pemprov Sulsel juga menyalurkan bantuan keuangan kepada Pemkab Sidrap Rp 17 miliar untuk pembangunan jalan. Selain itu sebanyak Rp 13,5 miliar disalurkan ke Pemkab Jeneponto untuk revitalisasi Stadion Turatea, pembangunan jembatan dan penguatan UMKM.
Sementara Pemkab Maros menerima bantuan Rp 10,5 miliar untuk penanganan stunting, pembangunan jembatan dan lapangan sepak bola. Andi Sudirman juga mengucurkan bantuan Rp 3,5 miliar kepada Pemkot Palopo untuk revitalisasi Lapangan Gaspa dan dukungan UMKM.
Pemprov Sulsel menargetkan penyaluran bantuan 5 juta kilogram atau setara 5.000 ton benih padi unggul kepada petani melalui program Mandiri Benih. Program ini sebagai upaya mendukung swasembada pangan yang juga menjadi program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Program ini sedianya sudah dijalankan di periode kepemimpinan Andi Sudirman pada 2022-2023. Dalam periode itu dibagikan 2,5 juta kilogram benih untuk 100 ribu hektare per tahun.
Sementara pada tahun ini, bantuan 5.000 ton benih padi menyasar petani di 24 kabupaten dan kota dengan target penanaman di lahan pertanian seluas 200 hektare. Upaya diyakini mampu meningkatkan hasil produksi pertanian dan mendongkrak perekonomian petani.
Penyaluran bantuan benih padi unggul dilakukan secara bertahap dengan penyesuaian waktu tanam petani. Untuk tahap pertama, penyaluran benih ditargetkan mencapai 1.250.000 kg, dan pada tahap berikutnya mencapai 3.750.000 kg.
Misi Pemprov Sulsel di bawah kepemimpinan Andi Sudirman untuk memajukan layanan pendidikan ditunjukkan lewat pemberian beasiswa dan tabungan pendidikan kepada masyarakat. Tahun 2025, Pemprov Sulsel membuka kuota 1.400 penerima beasiswa dengan total anggaran Rp 25 miliar.
Beasiswa itu ditujukan bagi siswa dan mahasiswa dari jenjang SD, SMP, SMA, S1, S2 hingga S3 dengan prioritas kategori kurang mampu dan berprestasi. Andi Sudirman juga memberikan bantuan tabungan pendidikan total Rp 451 juta kepada 902 siswa penyandang disabilitas dari keluarga tidak mampu saat momentum peringatan HUT ke-356 Sulsel.
Andi Sudirman juga pernah menyalurkan bantuan pendidikan sebesar Rp 1 juta untuk tiap siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) dalam Ajang Talenta Pendidikan Khusus 2025 di Makassar, Kamis (19/6). Para guru dan tenaga pendidik SLB juga mendapat perhatian khusus berupa tambahan insentif dalam Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP).
Pada 2026 mendatang, Pemprov Sulsel berencana meningkatkan alokasi anggaran hingga Rp 5 miliar bagi 5.000 siswa agar bantuan serupa dapat menjangkau seluruh siswa SLB di Sulsel.
Pemprov Sulsel mendorong konsep Ekonomi Biru sebagai pendekatan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam berbasis perairan. Kebijakan ini menjadi bagian dari salah satu misi kepemimpinan Andi Sudirman dan Fatmawati Rusdi.
Misi itu diwujudkan lewat penanaman 142 ribu mangrove pada Agustus-September 2025 di empat kabupaten, yakni Pangkep, Pinrang, Bone, Jeneponto. Program ini melanjutkan program Andi Sudirman yang sudah berjalan sejak periode pertamanya menjadi gubernur Sulsel.
Pemprov Sulsel juga mendorong rehabilitasi pelabuhan di kawasan Teluk Bone tahun ini, yakni Pelabuhan Kajang di Bulukumba, Pelabuhan Lappa di Sinjai, Pelabuhan Lonrae di Bone, dan Pelabuhan Pontap di Palopo. selain itu ada bantuan kapal nelayan, antara lain kapal 1 GT sebanyak 100 unit, kapal 5 GT sebanyak 20 unit, dan kapal 15 GT sebanyak 3 unit.
Komitmen Pemprov Sulsel mewujudkan Ekonomi Biru membuatnya diganjar penghargaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kategori penataan ruang laut terbaik pada Juli 2025 lalu. Sulsel yang menjadi provinsi pertama di Indonesia yang menyelesaikan integrasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dengan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) melalui Peraturan Daerah Sulsel Nomor 3 Tahun 2022.
Upaya pencegahan bencana alam juga menjadi perhatian di masa kepemimpinan Andi Sudirman Sulaiman. Pemprov Sulsel telah menjalankan program mitigasi bencana dengan melakukan normalisasi sungai yang dimulai di Sungai Suli, Kabupaten Luwu.
Program kegiatan yang menelan anggaran Rp 18,7 miliar itu difokuskan pada peningkatan kapasitas aliran sungai dan pengerukan sedimen. Pasalnya kondisi sungai tersebut selama ini menyebabkan meluapnya air ke permukiman warga.
Sungai Suli diketahui menjadi salah satu titik rawan banjir di Luwu dan berdampak langsung terhadap aktivitas serta keselamatan masyarakat sekitar. Pemprov Sulsel berkomitmen menghadirkan solusi terhadap persoalan lingkungan dan infrastruktur daerah.
“Insyaallah melalui program normalisasi ini, kita tentu berharap aliran Sungai Suli dapat kembali berfungsi optimal sehingga risiko genangan dan banjir dapat diminimalisir di masa mendatang,” imbuh Andi Sudirman dalam keterangannya, Jumat (31/10).
1. Ekonomi Sulsel Triwulan III Tumbuh 5,01%
2. MYP Rp 3,7 T untuk 3 Proyek Infrastruktur
3. Pelayanan Kesehatan Bergerak Jangkau Pelosok
4. Aksi Stop Stunting Layani 16.128 Balita-Ibu Hamil
5. Ambulans MICU Bak Rumah Sakit Berjalan
6. Mobil Andalan Hati Layani Antar-Jemput Pasien
7. 27 Bus Trans Sulsel Layani Rute Mamminasata
8. Seaplane Tingkatkan Konektivitas Kepulauan
9. 8 Rute Penerbangan Subsidi di Sulsel
10. Layanan Dukcapil Bergerak Permudah Cetak KTP
11. Sertifikasi Halal Gratis untuk 2.344 UMKM
12. Pemutihan-Diskon Pajak Kendaraan hingga 50%
13. Bansos untuk Warga Miskin Dongkrak Daya Beli
14. Angka Kemiskinan Turun Jadi 7,60%
15. Gerakan Pangan Murah Sulsel Tekan Inflasi
16. Bantuan Keuangan di 6 Kabupaten/Kota
17. Bantuan Benih Padi Unggul 5.000 Ton
18. Salurkan Beasiswa-Tabungan Pendidikan
19. Rehabilitasi Pesisir Lewat Penanaman Mangrove
20. Mitigasi Bencana Lewat Normalisasi Sungai

















