Sebanyak 172 pekerja migran Indonesia (PMI) dari Malaysia dideportasi ke Pelabuhan , Sulawesi Selatan (Sulsel). Mereka dideportasi gegara melanggar batas izin tinggal atau overstay hingga terjerat kasus narkoba.
Koordinator Badan Pelayanan perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP4MI) Parepare, Laode Nur Slamet mengatakan, ratusan PMI itu tiba di Pelabuhan Nusantara Parepare pada Senin (8/12). Mereka berasal dari berbagai provinsi di Indonesia yang didominasi dari Sulsel.
“Ada yang dari NTT 38, NTB 3, Jawa Timur 9, Jawa Tengah 4, Kalimantan Timur 2, Kepulauan Riau 1, Sulteng 2, Sulawesi Tenggara 3, Sulawesi Barat 8 dan Sulawesi Selatan sendiri 103,” ungkap Laode kepada infoSulsel, Senin (8/12/2025).
Laode mengatakan, ratusan PMI itu melakukan pelanggaran yang bervariasi. Beberapa di antaranya dideportasi usai diciduk masuk di Malaysia untuk bekerja secara ilegal.
“Ada yang pertama itu anak yang lahir memang di sana dan tidak punya dokumen. Kemudian itu punya paspor tetapi sudah mati paspornya. Kemudian ada beberapa juga yang masuk secara ilegal,” jelasnya.
“Ada yang kasus narkoba, ada beberapa orang, ada sekitar 11 orang. Kemudian ada yang kriminal, yang katanya itu kasus pembunuhan hanya 1 orang,” tambah Laode.
Para PMI itu sempat dipenjara di Malaysia selama berbulan-bulan. Setelah menjalani hukuman, mereka dipulangkan melalui pelabuhan Nunukan, Kalimantan Utara dan diteruskan ke Parepare.
“Ini mereka sudah ditahan di sana, sudah dipenjara. Ada yang 3 bulan, ada yang 4 bulan, bahkan ada juga sampai 8 bulan,” ungkap Laode.
Setelah tiba di Parepare, para PMI itu didata kembali sesuai asal daerahnya. Khusus PMI dari Sulsel akan langsung dipulangkan ke daerahnya masing-masing.
“Kemudian yang di luar daerah itu seperti NTT, NTB, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, Jawa Timur dan Jawa Tengah, itu kita bawa dulu ke shelter sambil menunggu proses pemulangannya,” terangnya.
Berdasarkan catatan BP4MI Parepare, sebanyak 900 PMI telah dipulangkan dari Malaysia ke pelabuhan Parepare sepanjang 2025. Deportasi kali ini menjadi yang terakhir di tahun 2025.
“Ini kalau tidak salah ini yang terakhir, pemulangan yang terakhir untuk bulan Desember ini tahun 2025 ini. Di 2025 ini sudah hampir 900 orang yang dipulangkan melalui pelabuhan Parepare,” pungkasnya.







